Ahad 02 Oct 2022 14:32 WIB

Zulhas Kecam Penggunaan Gas Air Mata Sikapi Tragedi Kanjuruhan

Panpel, PSSI, aparat kepolisian, semua pihak harus diusut sampai tuntas.

Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas).
Foto: Istimewa
Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) turut mengomentari terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam WIB. Dia menyebut, peristiwa tersebut sebagai tragedi olahraga terbesar yang pernah terjadi di Indonesia, bahkan dunia.

"Ini tragedi kemanusiaan. Pukulan telak untuk kita semua. Hari yang kelam dalam sejarah olahraga Indonesia. Saya dan keluarga besar PAN berduka yang mendalam atas jatuhnya korban sementara lebih dari 153 korban jiwa," kata Zulhas di Jakarta, Ahad (2/10/2022).

Baca: 127 Orang Tewas, Tragedi di Stadion Kanjuruhan Nomor Dua Paling Mengerikan di Dunia

Menteri Perdagangan itu juga menyoroti penyelenggaraan Liga 1 yang harus dievaluasi kembali oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator liga. Dia pun meminta otoritas berwenang agar kompetisi dihentikan sementara. "Satu nyawa saja sangat berharga, ini lebih dari 153 korban jiwa sementara, sepak bola tidak setara dengan berharganya nyawa rakyat Indonesia. Tolong dievaluasi menyeluruh," ucap Zulhas.

Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, usai pertandingan antara Arema versus Persebaya dengan skor 2-3 menjadi perhatian nasional, bahkan publik dunia. Kisruh yang terjadi di lapangan pascapertandingan diperburuk oleh tindakan aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata.

Padahal, penembakan gas air mata ke arah tribun penonton telah dilarang dalam aturan FIFA. "Semua yang bersalah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Usut sampai tuntas. Apalagi ada indikasi pelanggaran prosedur. Panpel, PSSI, aparat kepolisian, semua pihak harus diusut sampai tuntas. Ini tragedi kemanusiaan. Tidak semestinya terjadi," ujar Zulhas.

Dia juga mengimbau agar semua pihak mengambil pelajaran dari peristiwa nahas itu. "Olahraga itu untuk membangun sportivitas, solidaritas, persatuan. Ini semangatnya. Suporter harus belajar memberikan dukungan secara sportif, penyelenggara event olahraga harus profesional dan menempatkan aspek keselamatan dan keamanan," ucap Zulhas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement