REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Dede Nasrullah mengungkapkan, gas air mata mengandung tiga kumpulan bahan kimia. Salah satunya yang sering digunakan adalah chloroacetophenone yang disingkat dengan CN dan chlorobenzylidenemalononitrile atau yang disingkat CS.
Paparan bahan kimia tersebut, lanjut Dede, secara langsung dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit. Senyawa CS ini biasanya diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa.
"Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang dapat menyebabkan rasa nyeri, ketika gas air mata terpapar di kulit terutama pada bagian wajah dan mata akan menimbulkan rasa perih dan pedih," kata dia, Ahad (2/9/2022).
Selain menimbulkan nyeri, lanjut Dede, gas air mata juga dapat menimbulkan rasa gatal pada kulit, panas, dan penglihatan kabur. Gejala lainnya yaitu terkait dengan pernapasan, seperti sulit bernapas, batuk, mual, dan muntah.
"Yang bisa kita lakukan pertama ketika terkena gas air mata siram dengan air bersih yang mengalir karena air ini dapat menurunkan konsentrasi senyawa CS dalam formulasi," kata dia.
Selain itu, lanjut Dede, cara lain yang bisa dilakukan adalah menutup hidung, mata , dan mulut untuk meminimalisir terhirupnya gas tersebut. Cara selanjutnya adalah segera mengganti pakaian yang sudah terkontaminasi dan jangan sampai terkena atau menyentuh anggota tubuh.
"Keempat segera menjauh dari area yang terdampak gas air mata, dan carilah pertolongan medis. Jika masih ada efek akibat gas air mata 20 menit setelahnya atau jika mengalami sesak segera minta pertolongan medis," ujarnya.