REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menilai langkah Prabowo Subianto menemui para kiai sepuh dari Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang Jawa asuhan, KH Muhammad Yusuf Chudlori, merupakan ikhtiar politik dalam rangka memperluas dukungan basis massa pemilih Muslim terutama Nahdlatul Ulama (NU)
“Selama ini, dalam dua pemilu terdahulu Prabowo Subianto seringkali dilekatkan dengan dukungan kelompok-kelompok muslim konservatif seperti FPI,” kata Bawono, Sabtu (1/10/2022).
Prabowo Subianto, kata dia, sangat sadar dari hasil refleksi dari dua pemilu terdahulu sangat penting untuk bisa memperkuat dukungan basis massa pemilih muslim tradisional NU. Terlebih NU merupakanorganisasi keagamaan paling besar di Indonesia.
Keinginan memperkuat dukungan basis massa pemilih muslim tradisional di NU, menurut Bawono, telah terlihat sejak keputusan koalisi Partai Gerindra untuk menggandeng Partai Kebangkitan Bangsa dua bulan lalu. Menggandeng partai pimpinan dari Cak Imin tersebut sebagai mitra koalisi, juga merupakan langkah strategis dari Partai Gerindra untuk meningkatkan potensi keterpilihan Prabowo Subianto di Jawa Tengah dan Jawa Timur
“Sebagaimana diketahui bersama Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan dua provinsi di pulau Jawa dengan dukungan rendah terhadap Prabowo Subianto dalam dua pemilu terdahulu,” jelas Bawono. Sementara PKB merupakan partai dengan basis pemilih kuat di kedua provinsi tersebut
Memperkuat dukungan pemilih di Jawa Tengah dan Jawa Timur sekaligus juga dukungan basis massa pemilih Muslim tradisional merupakan langkah politik strategis dalam rangka memenangkan Prabowo Subianto di dalam pemilihan presiden mendatang.