Rabu 28 Sep 2022 06:25 WIB

BNPB Imbau Masyarakat Waspada Banjir di Sejumlah Daerah Hingga Awal Oktober

Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai juga diminta waspada banjir.

Kondisi rumah warga yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jumat (23/9/2022). (Ilustrasi)
Foto: Dok. Kecamatan Pameungpeuk
Kondisi rumah warga yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jumat (23/9/2022). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kewaspadaan terhadap potensi banjir di sejumlah daerah di Indonesia hingga awal Oktober 2022. Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebut saat ini menurut prakiraan cuaca September Dasarian III yang masih berlangsung. 

Menurutnya, wilayah Kalimantan Barat bagian barat, Kalimantan tengah bagian selatan dan Jawa Barat diperlukan kewaspadaan. Namun memasuki Oktober Dasarian I secara umum curah hujan tidak terlalu signifikan, kecuali Papua di bagian tengah, salah satunya di wilayah Timika, yang diperlukan kewaspadaan.

Baca Juga

Abdul mengimbau masyarakat di wilayah tersebut untuk waspada terhadap kemungkinan banjir bandang dan tanah longsor. Sebab, dalam beberapa tahun terakhir, Papua sering dilanda banjir dan longsor, seperti yang paling signifikan terjadi di Sentani, Kabupaten Jayapura pada 2019.

"Jadi ini masyarakat di Papua bagian tengah harus waspada, karena peningkatan intensitas curah hujan di minggu pertama bulan Oktober," ujar Abdul dalam Disaster Briefing di Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Selain itu Abdul juga mengimbau kewaspadaan untuk wilayah Kalimantan, khususnya sepanjang hulu aliran Sungai Kapuas. Jika hulunya terdampak banjir, maka dapat berpotensi banjir di wilayah Katingan hingga Pontianak.

Apalagi Sungai Kapuas sepanjang hampir 1.200 kilometer memiliki perbedaan elevasi dari hulu hingga ujung laut sekitar lebih dari 20 meter, yang bisa terbilang datar. "Membahayakan bagi masyarakat yang di hilir, apalagi laut pasang. Sehingga akan datar dan tidak akan mengalir, cukup penting diwaspadai," ujar Abdul.

Sedangkan untuk wilayah Sumatra dan Jawa, wilayah tersebut terbilang relatif. Namun hal ini diharapkan tidak mengurangi kesiapsiagaan pemerintah daerah dan masyarakat.

Abdul mengingatkan agar masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai untuk mengecek apakah ada sumbatan-sumbatan yang terjadi di lokasi tersebut. Sebab, berkaca dari kejadian banjir dan tanah longsor di Kota Batu, Jawa Timur pada pertengahan 2021 diakibatkan air yang melimpah disebabkan sumbatan dari pohon-pohon.

Dia mengatakan dalam sejarahnya, wilayah tersebut tidak pernah terjadi banjir hingga longsor. Saat terjadi sumbatan pohon di aliran sungai dan membentuk bentang alam, aliran air penuh dan melimpah hingga tidak kuat menahan, sehingga kayu-kayu ikut terseret bersama air dan menyebabkan bencana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement