REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG—Pimpinan Pusat Persatuan Islam Istri (PP Persistri) menggelar Mukhtamar ke-13 yang berlangsung sejak Jumat (23/9/2022) hingga Senin (26/9/2022) di Hotel Horison, Kota Bandung. Ketua Umum PP Persistri Lia Yuliani menjelaskan, kegiatan yang melibatkan setidaknya 500 anggota Persistri se-Indonesia ini sejatinya ditujukan untuk mewujudkan tiga asas, yaitu amaratul sholehah, alum almuktarimah, dan aljaddah saidah (istri yang sholehah, ibu yang dihormati, dan nenek yang dimuliakan). “itu tujuan keseluruhannya adalah tri bingkai itu,” kata Lia kepada Republika.
Mukhtamar ini, akan berisi empat persidangan, yang dimulai dengan perumusan tata tertib dan agenda acara, dilanjut dengan sidang kedua yang berisi pemaparan laporan pertanggungjawaban (LPJ) dan tanggapan peserta. Sedangkan di sidang ketiga diisi dengan perumusan aturan AD/ART baru, disambung dengan pembuatan program kerja dan pemberian rekomendasi untuk internal maupun ekternal PP Persistri, dan ditutup dengan pemilihan Ketua Umum baru di sidang terakhir. “LPJ, menyampaikan evaluasi capaian program kerja lima tahun yang lalu di setiap bidang yakni bidang jamiyyah, tarbiyah, kesekretariatan, dakwah dan maliyah,” jelas Lia.
“Telah disusun draft program jihad yang dirasa relevan dan urgent dilakukan PP berikutnya. Tetapi itu baru draft, tergantung pada bagaimana hasil keputusan muktamirot, bisa jadi disetujui, mungkin tidak, atau ada usulan baru dari peserta,” sambungnya. Lia berharap, melalui kegiatan ini PP Persistri dapat menjadi organisasi dakwah perempuan yang lebih baik lagi dan semakin banyak berkontribusi dalam menjaga ketahanan keislaman, baik dari lingkup terkecil, keluarga, hingga terbesar, negara dan bangsa Indonesia. Dia juga berharap ketua umum PP Persistri selanjutnya dapat lebih menjawab kebutuhan PP Persistri dan mampu membawa PP Persistri menjadi lebih baik dan dikenal di masyarakat.
“Harapan untuk ketum selanjutnya, semoga bisa lebih baik lagi, karena Persistri itu membutuhkan sosok pemimpin yang energik dan berwawasan luas agar dapat membawa Persistri lebih dikenal, bahwa ini adalah organisasi dakwah perempuan ya,” harapnya. Saat ditanya lebih lanjut terkait kandidat yang akan bersaing, Lia mengaku tidak tahu banyak. Berbeda dengan PP Persis yang secara terang-terangan mengumumkan nama kandidat ketua umum, PP Persistri, kata Lia, sepenuhnya menyerahkan kepada keputusan dan pilihan peserta.
“Saya kurang tau ya, karena sebenernya kita tidak ada kandidat, kita senyap saja, bagaimana peserta, hasil rundingan dan pilihan mereka, kalau di pp justru pada banyak yang sungkan untuk mencalonkan diri, mungkin karena suda tau kalau tanggung jawab ketum itu berat sekali,” ungkapnya.