REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan akhir pandemi Covid-19 sudah di depan mata. Meskipun demikian, Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro menyampaikan status pandemi masih dinyatakan tetap berlangsung oleh WHO.
“Kita mendapat kabar baik, bahwa Direktur WHO dr Tedros Adhanom pada 1 September 2022 yang lalu telah menyatakan bahwa akhir pandemi sudah di depan mata,” tutur Reisa dalam konferensi pers di Kantor Presiden, dikutip pada Sabtu (24/9/2022).
Reisa memandang, saat ini seluruh negara termasuk Indonesia tengah berusaha mencapai garis akhir dengan melakukan kerja sama dan tetap berhati-hati dalam menyelesaikan pandemi.
“Kita semua warga negara Indonesia harus saling bekerja sama dengan baik antar berbagai pihak, untuk mendukung keberhasilan kita melawan Covid-19,” kata Reisa.
Reisa menjelaskan, WHO telah mengeluarkan enam kertas kebijakan atau policy briefs sebagai rujukan semua negara dan otoritas kesehatan berbagai negara di dunia dalam langkah penutupan pandemi Covid-19.
“Enam panduan tersebut memuat tindakan-tindakan penting yang dapat diterapkan oleh pembuat kebijakan nasional dan daerah,” sambung dia.
Terdapat beberapa indikator bagi suatu negara untuk masuk ke fase endemi. Diantaranya yakni laju penularan kasus hingga tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) dalam waktu enam bulan.
“Indikator suatu negara siap masuk ke fase endemi adalah laju penularan kasus harian harus kurang dari lima persen, angka kasus aktif kurang dari lima persen, tingkat kematian atau fatality rate sekitar dua persen, dan tingkat keterisian tempat tidur kurang dari lima persen,” tegas Reisa.