REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan Indonesia akan terus mendukung program Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Dia turut mengajak dunia internasional untuk membantu UNRWA.
“Indonesia selalu teguh mendukung aktivitas UNRWA dan membantu pengungsi Palestina,” kata Retno dalam pertemuan tingkat menteri tentang UNRWA di New York, Kamis (22/9), dilaporkan laman resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
Pada kesempatan itu, Retno menyampaikan keprihatinan atas sikap dunia internasional yang seakan menganggap nasib pengungsi Palestina sebagai sesuatu yang normal. “Padahal para pengungsi Palestina berhak menikmati hidup layaknya kehidupan yang kita jalani,” ucapnya.
Atas dasar itu, Retno mengajak dunia internasional untuk bekerja sama membantu UNRWA. Menurut dia, ada dua hal yang dapat dilakukan untuk membantu UNRWA. Pertama, mengatasi kendala keuangan UNRWA. “Indonesia selalu berikan dukungan atas perpanjangan mandate UNRWA dan kontribusi keuangan,” ujar Retno.
Kedua, memastikan bahwa UNRWA melaksanakan tugasnya dengan baik. “Untuk hal ini, Indonesia dukung rencana Sekretaris Jenderal untuk meningkatkan anggaran UNRWA melalui kontribusi wajib,” kata Retno.
Saat ini UNRWA, yang menaungi sekitar 5 juta pengungsi Palestina, tengah menghadapi masalah keuangan. Awal tahun ini, UNRWA mengungkapkan, mereka membutuhkan dana 1,6 miliar dolar AS. Uang itu diperlukan untuk mempertahankan layanan-layanan vital bagi jutaan pengungsi Palestina tahun ini. Mereka berharap komunitas internasional dapat memberikan kontribusi.
Dana 1,6 miliar dolar yang dibutuhkan juga akan digunakan untuk mengatasi kebutuhan kemanusiaan pengungsi Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Suriah, dan Lebanon. Komisaris Jenderal Philippe Lazzarini sempat mengatakan masyarakat internasional mengakui peran lembaganya dalam menyelamatkan para pengungsi Palestina. UNRWA turut berkontribusi dalam menciptakan stabilitas di Timur Tengah.
"Pada tahun 2022, pengakuan itu harus didukung tingkat pendanaan memadai guna memenuhi momen kritis bagi para pengungsi Palestina. Kekurangan anggaran yang kronis mengancam mata pencaharian dan kesejahteraan para pengungsi Palestina yang dilayani UNRWA dan menimbulkan ancaman serius bagi kemampuan UNRWA untuk mempertahankan layanan,” ujar Lazzarini.
Dia menjelaskan, pandemi Covid-19 terus menimbulkan risiko kesehatan yang serius dan memperburuk kesulitan ekonomi di seluruh wilayah. “Sekarang diperkirakan 2,3 juta pengungsi Palestina hidup dalam kemiskinan. UNRWA adalah satu-satunya sumber kehidupan mereka yang tersisa,” kata Lazzarini. (Kamran Dikarma)