Jumat 23 Sep 2022 14:33 WIB

Bulan Imunisasi Anak Sekolah Surabaya Sasar 42 Ribu Siswa SD

Pelaksanaan BIAS di Kota Surabaya diselenggarakan mulai 15 September 2022

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Christiyaningsih
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Campak kepada murid kelas satu saat bulan imunisasi anak sekolah (BIAS). Pelaksanaan BIAS di Kota Surabaya diselenggarakan mulai 15 September 2022. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Campak kepada murid kelas satu saat bulan imunisasi anak sekolah (BIAS). Pelaksanaan BIAS di Kota Surabaya diselenggarakan mulai 15 September 2022. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan Kota Surabaya menggeber pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang merupakan ulangan imunisasi dasar untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah mendapatkan imunisasi dasar. Imunisasi ini diberikan pada anak usia Sekolah Dasar yang terdiri atas imunisasi terhadap penyakit Campak Rubela, Tetanus, dan Difteri.

Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristin menjelaskan, pelaksanaan BIAS di Kota Surabaya diselenggarakan mulai 15 September 2022. Pelaksanaan BIAS terbagi menjadi dua termin, yakni BIAS HPV dan MR BIAS HPV menyasar siswi kelas 5 dan 6 yang bertujuan memberikan proteksi dari kanker leher rahim.

Baca Juga

"Sedangkan BIAS MR menyasar siswa kelas 1 yang bertujuan untuk memberikan proteksi dari penyakit campak dan rubela. Serta BIAS DT-Td dijadwalkan pada November 2022 dengan menyasar siswa kelas 1, 2, dan 5 yang bertujuan untuk proteksi dari penyakit difteri dan tetanus,” ujarnya, Jumat (23/9/2022).

Nanik merinci, untuk total sasaran BIAS HPV adalah sebanyak 42.127 orang dan sasaran BIAS MR sebanyak 41.262 orang. Berdasarkan hasil cakupan per 21 September 2022, BIAS HPV telah mencapai 5.282 siswa atau 12,53 persen dan BIAS MR mencapai 5.265 siswa atau 12,75 persen.

Nanik pun berharap adanya peran aktif dari orang tua untuk melengkapi imunisasi putra-putrinya. Nanik mengakui masih ada penolakan pemberian imunisasi dikarenakan kurangnya pemahaman tentang manfaat dan pentingnya imunisasi. "Oleh karena itu, diharapkan kerja sama dari institusi pendidikan untuk membangun kesadaran dan sosialisasi secara masif kepada sasaran dan orang tua wali murid terkait manfaat program BIAS bersama Puskesmas di masing-masing wilayah,” kata Nanik.

Ia pun menganjurkan para peserta sebelum mengikuti imunisasi terlebih dahulu untuk mempersiapkan diri. Yakni, dengan memastikan kondisi kesehatan peserta, membawa buku atau kartu catatan riwayat imunisasi yang sudah pernah didapatkan, dan sudah mengonsumsi asupan nutrisi atau sarapan sebelum imunisasi.

“Mari kita pastikan bersama dengan memberikan fasilitasi hak anak dalam meningkatkan status kesehatannya, dengan melengkapi imunisasi yang didapatkan melalui BIAS," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement