Kamis 22 Sep 2022 19:25 WIB

RSUD Banyumas Jadi Role Model Layanan Konseling Tes dan Sukarela HIV/AIDS

Banyak faktor yang menjadi penyebab bertambahnya orang yang terinfeksi HIV/AIDS

Rep: idealisa masyrafina/ Red: Hiru Muhammad
Tim RS Wijaya Kusuma Purwokerto melakukan studi banding layanan Konseling dan Tes Sukarela (KTS) HIV/AIDS di RSUD Banyumas, Kamis (22/9/22).
Foto: Dok. Pemkab Banyumas)
Tim RS Wijaya Kusuma Purwokerto melakukan studi banding layanan Konseling dan Tes Sukarela (KTS) HIV/AIDS di RSUD Banyumas, Kamis (22/9/22).

REPUBLIKA.CO.ID,BANYUMAS--Sekarang ini penderita HIV/AIDS yang ada di Indonesia masih banyak dan terus meningkat. Penyebaran infeksi HIV/AIDS bukan tidak bisa dicegah, namun banyak faktor yang bisa menjadi penyebab semakin bertambahnya orang yang terinfeksi HIV/AIDS.

Sebagai salah satu institusi layanan kesehatan milik pemerintah Kabupaten Banyumas, RSUD Banyumas memiliki layanan bagi orang yang telah terinfeksi HIV/AIDS untuk berobat maupun yang ingin berkonsultasi tentang keadaan dirinya.

Baca Juga

Layanan dimaksud adalah Layanan Voluntary Counselling and Testing (VCT) yang bisa juga diartikan sebagai Konseling dan Tes Sukarela (KTS). Telah berjalan baiknya layanan ini, dinilai positif oleh RS Wijaya Kusuma Purwokerto sehingga pada Kamis (22/9/2022) Tim Layanan VCT RS Wijaya Kusuma Purwokerto mengadakan studi Banding terkait layanan tersebut di RSUD Banyumas.

Pimpinan tim layanan VCT RS Wijaya Kusuma Purwokerto, dr. Asfarul Anam, mengatakan bahwa layanan VCT di RSUD Banyumas adalah salah satu yang terbaik, sehingga dilakukan studi banding guna peningkatan mutu akreditasi yang akan dilaksanakan pada waktu dekat.

“Kita butuh role model rumah sakit yang telah menjalankan VCT, PITC (Provider Initiated Testing and Counselling) dan salah satu yang terbaik di daerah Banyumas adalah RSUD Banyumas” kata dr. Asfarul Anam, Kamis (22/9/2022).

Lebih lanjut dr. Anam menyampaikan bahwa layanan VCT yang ada di RS Wijaya Kusuma Purwokerto masih bergabung dengan layanan TB, sedangkan di RSUD Banyumas sudah mandiri.

RSUD Banyumas sendiri telah memiliki poli rawat jalannya, dengan konselor yang lengkap dan sudah terintegrasi dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) seperti saraf, kulit atau anak, sehingga menjadi tujuan untuk kegiatan studi banding kali ini.

Tim Layanan VCT RS Wijaya Kusuma yang terdiri dari bagian IT, Obsgyn, Paru, Farmasi dan Anak ini diterima di Aula Komite Medis oleh Wakil Direktur Umum RSUD Banyumas, dr. Widyana Grehastuti, Sp.OG, M.Si.Med., didampingi oleh jajaran manajemen terkait serta Tim Layanan VCT RSUD Banyumas.

Setelah menerima paparan materi, Tim Layanan VCT RS Wijaya Kususma Purwokerto melakukan kunjungan langsung ke ruang pelayanan VCT RSUD Banyumas yang berada di lantai III Gedung Rawat Jalan.

Dokter VCT RSUD Banyumas, dr. Yuliana Sari, dalam wawancaranya mengatakan bahwa layanan VCT di RSUD Banyumas sudah ada sejak tahun 2005 dengan nama klinik Bunga Harapan. “Sejauh ini kami memiliki beberapa layanan. Yang pertama layanan KTHIV (Konseling Test HIV) yang terdiri dari 2 yaitu konseling test sukarela dan konseling tes inisiasi petugas,” jelasnya.

Terkait layanan lain yang dilakukan adalah layanan perawatan dukungan dan pengobatan HIV, layanan kolaborasi TB HIV, pemberian terapi pencegahan TBC pada pasien HIV dan program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak.

Dia mengatakan bahwa pasien yang dirawat tidak hanya berasal dari wilayah Kabupaten Banyumas saja. “Pasien berasal dari kabupaten lain seperti Cilacap, Purbalingga, Kebumen dan Banjarnegara dengan total pasien yang pernah cek 9 ribuan dan pasien rutin berobat sudah ratusan orang,” katanya.

Dia berharap agar dengan layanan HIV yang semakin baik maka program nasional penurunan angka penularan HIV bisa menjadi triple zero yakni Zero infeksi baru, Zero deskriminasi, dan Zero kematian karena HIV dan AIDS pada tahun 2030. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement