Kamis 22 Sep 2022 14:11 WIB

Hadirnya Dewan Kolonel dan Dewan Kopral, Rivalitas Puan Vs Ganjar Versi Baru

Ganjar atau Puan sesungguhnya sama-sama memiliki keunggulan dan keterbatasan.

Rep: Amri Amrullah / Red: Agus Yulianto
Kader PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Foto:

"Artinya strategi coatail effect yang dimiliki Ganjar perlu segera dieksekusi bila ia capresnya, namun sebaliknya jika Puan yang dimajukan, maka perlu rekayasa politik (political engineering), untuk menyederhanakan koalisi yang ada," jelasnya.

Sehingga, Agung sepakat, capres-cawapres yang muncul bisa diatasi saat berkontestasi. Jangan sampai Pemilu 1999 terulang kembali di mana saat itu PDIP menang Pileg, namun kalah Pilpres karena Presiden yang terpilih saat itu adalah Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Ketiga, Agung berharap Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarnoputri perlu bersikap tegas menertibkan beragam manuver kader yang terjadi menjelang Pilpres. Sebelum adanya sikap bulat dengan keputusan Ketum memilih Capres resmi dari PDIP.

"karena bila muncul standar ganda dalam merespon manuver relawan politik Puan atau Ganjar, maka dampaknya bisa semakin dalam membelah partai baik secara eksternal dan internal," tegasnya.

Sebelumnya, Sekjen Harto Kristiyanto juga sempat menolak kehadiran Dewan Kolonel sebagai pendukung Puan Maharani. "Sekjes Hasto menyampaikan kemunculan Dekol tak ada dalam AD/ART dan para kader mesti disiplin karena soal pencapresan menjadi domain ketua umum," ujar Hasto.

 

Anehnya, di saat yang sama barisan relawan Ganjar Pranowo (GP) Mania lewat ketuanya, Immanuel Ebenezer, tak mau kalah. Karena, dalam beberapa waktu ke depan berencana mendirikan Dewan Kopral untuk mengimbangi manuver sebagian elit DPR dari PDIP tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement