Putuskan siapa capres PDIP
Oleh sebab itu, Agung mengusulkan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, segera memutuskan siapa capres yang dipilih oleh PDIP. Setidaknya untuk meminimalkan ekses di internal maupun secara eksternal yang dikhawatikan bisa berujung pada raihan elektoral partai dalam pileg dan pilpres nanti.
"Baik Ganjar atau Puan sesungguhnya sama-sama memiliki keunggulan dan keterbatasan. Namun dalam konteks Puan, pekerjaan rumah lebih banyak dan paling sulit adalah soal meningkatkan elektabilitasnya," katanya.
Keputusan untuk mempercepat siapa capres PDIP, menurut dia, semakin sangat relevan saat ini. Karena semakin lama PDIP memutuskan kandidatnya, maka semakin sulit berkoalisi dengan partai lain.
"Apalagi, kondisi saat ini, sudah mulai mengerucut dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Indonesia Raya (KIR), dan Poros Gondangdia (PG)," ucapnya.
Dan poros-poros tadi sudah pula memiliki jagoannya masing-masing, baik capres maupun cawapres. Realitas politik ini terjadi karena memang hanya PDIP yang mampu secara mandiri memajukan paket capres-cawapres sesuai ketentuan presidential threshold.
"Sementara partai-partai lainnya, mesti berkoalisi dengan 1 atau 2 partai agar dapat masuk ke arena pilpres," imbuhnya.
Kedua, papar dia, perbedaan nalar dari mayoritas partai atas Pilpres 2024 ini, penting untuk diadaptasi oleh PDIP agar ‘tak ketinggalan kereta’. Karena, bila PDIP ingin menang 3 kali berturut-turut (hattrick) dalam Pileg dan Pilpres, maka strategi politiknya mesti terintegrasi.