Rabu 21 Sep 2022 15:22 WIB

Pengamat Soroti Pertemuan Prabowo-Airlangga Bisa untuk Power Sharing

Prabowo bertemu Airlangga membahas isu keamanan, geopolitik, serta ekonomi dunia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) saat menggelar pertemuan di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (19/9/2022).
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) saat menggelar pertemuan di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (19/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (19/9/2022). Baik Prabowo maupun Airlangga bertukar pikiran mengenai tantangan nasional saat ini yang berkaitan dengan isu keamanan, geopolitik, serta ekonomi dunia.

Menurut Pendiri Indonesia Political Power Ikhwan Arif, pertemuan kedua menteri tersebut menarik untuk diikuti. Bukan hanya keduanya merupakan menteri andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi), melainkan juga Prabowo dan Airlangga mempunyai kekuatan politik untuk Pemilu 2024.

Prabowo selaku DPP Ketua Umum Partai Gerindra punya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang diusung bersama PKB. Sedangkan Airlangga menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar punya gerbong besar bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PPP dan PAN.

"Kalau dilihat dari sudut pandang istana, keduanya lebih intens membahas pemerintahan dan masih jauh dari potensi berkoalisi, meskipun bebicara empat mata, kedua tokoh ini lebih membahas gagasan-gagasan politik kebangsaan meskipun keduanya berpotensi menjadi calon lawan politik di 2024 nanti," kata Ikhwan saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (21/9/2022).

Dia menilai, kondisi perpolitikan menuju tahun politik 2024 masih sangat dinamis. Potensi koalisi antara Prabowo dan Airlangga masih jauh dari sekadar pertemuan empat mata. "Kondisinya sekarang masih dinamis, meskipun keduanya sudah membentuk koalisi, Airlangga KIB, Prabowo KIR, kedua koalisi belum secara terang-terangan mendeklarasikan nama-nama bakal capres dan bakal cawapres," jelas Ikhwan.

Terlebih, KIB masih belum mendeklarasikan siapa capres dan cawapres yang diusung. Sehingga, peluang koalisi masih sangat terbuka untuk pihak mana pun.

"Pertemuan kedua tokoh ini lebih cenderung membahas kinerja di pemerintahan Presiden Jokowi apalagi KIB sebagai koalisi yang pertama kali dibentuk sampai sekarang belum mengerucutkan nama-nama bakal capres dan bakal cawapres. Jadi pertemuan antar elit partai politik tidak bisa diklaim langsung membentuk koalisi karena kondisinya sekarang masih dinamis," ujar Ikhwan.

Ikhwan menilai, dari kacamata politik, pertemuan Prabowo dan Airlangga lebih kepada berbagi kekusaan. "Mungkin pertemuan keduanya lebih kepada power sharing disamping sebagai ketua umum partai keduanya memiliki posisi penting di Presiden Pemerintah Jokowi, kondisinya masih cair daya tarik menarik antara elite partai politik masih kuat masih jauh dari potensi berkoalisi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement