REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Okupansi hotel di DIY sempat turun drastis usai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebut, saat ini sudah mulai terjadi kenaikan okupansi.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, dampak kenaikan BBM terhadap industri perhotelan di DIY terjadi di pekan pertama naiknya BBM sejak 3 September 2022 lalu. Penurunan terjadi disebabkan banyak wisatawan yang membatalkan dan menunda perjalanan ke DIY akibat naiknya biaya transportasi.
"Dampak yang sangat terasa satu minggu pascakenaikan BBM, banyak travel agent yang cancel atau menunda karena peserta wisata tidak mau biaya wisata dinaikkan," kata Deddy kepada Republika, Selasa (20/9/2022).
Wisatawan yang membatalkan reservasi hotel, mencapai sekitar 20-30 persen untuk hotel bintang 2 ke bawah. Dengan begitu, okupansi hotel hanya tinggal sekitar 30 persen hingga 50 persen. "Bintang 3 sampai bintang 5 masih terbantu MICE (meetings, incentives, conferences, exhibitions)," ujar Deddy.
Namun, dalam sepekan ini okupansi hotel di DIY mulai mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan. Jika dibandingkan sebelum naiknya BBM, okupansi hotel saat ini masih dinilai rendah. "Saat ini turun namun tidak signifikan, rata-rata (okupansi) 60 persen sampai dengan 70 persen," jelas Deddy.
Kenaikan okupansi hotel saat ini dibantu oleh banyaknya event pariwisata yang digelar di DIY. "Terdongkrak lagi setelah banyaknya event di DIY, seperti JBR 2022, PHRI Bike Tour, KAI Bike, dan lain-lain," katanya.