Sabtu 17 Sep 2022 19:09 WIB

Sambut Hari Jadi ke-212, Pemkot Bandung Gelar Kegiatan Tukar Sampah Jadi Sembako

Tukar sampah jadi sembako untuk menarik minat masyarakat agar lebih sadar kebersihan

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Sampah. Menyambut Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-212, Pemerintah Kota Bandung menggelar kegiatan tukar sampah jadi sembako untuk menarik minat masyarakat agar lebih sadar kebersihan.
Foto: Mgrol101
Ilustrasi Sampah. Menyambut Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-212, Pemerintah Kota Bandung menggelar kegiatan tukar sampah jadi sembako untuk menarik minat masyarakat agar lebih sadar kebersihan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menyambut Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-212, Pemerintah Kota Bandung menggelar kegiatan tukar sampah jadi sembako untuk menarik minat masyarakat agar lebih sadar kebersihan. Penanggungjawab Bank Sampah Induk (BSI) Kota Bandung Asep Sutisna mengatakan, sejak dibuka pada Jumat (9/9/2022) lalu, antusias masyarakat yang datang untuk menukarkan sampah mereka cukup tinggi.

 

Baca Juga

“Sejauh ini tonase nya kemarin itu (9/9/2022) kita ada di 910 kilo atau hampir satu ton, tapi di hari kedua ini (17/9/2022) kayanya akan lebih banyak,” kata Asep saat ditemui Republika di Balai Kota Bandung, Sabtu (17/9/2022).

 

“Karena antusias masyarakat cukup tinggi baik yang ingin nabung sampah maupun tuker voucer sembako. Sampai saat ini kita ada promo 50 persen ketika nabung 10 kilo sampah bisa dilipatkan jadi 15 kilo,” jelas Asep.

 

Dia mengatakan, sejauh ini, jenis sampah yang paling banyak diberikan masyarakat adalah jenis kertas dan plastik. Meski begitu, jenis sampah anorganik lain seperti botol kaca maupun plastik, karton dus, dan besi logam bekas juga akan ditampung, sambung Asep.

 

“Yang paling banyak ditabung itu kertas dan plastik karena kereta sama plastik yang mudah untuk dipilah. Kalau jenis lain agak ribet juga walaupun tetap ditabung tapi kebanyakan kertas dan plastik,” jelas dia.

 

Menurutnya, masyarakat Kota Bandung kini telah mulai menyadari pentingnya memilah dan mendaur ulang sampah rumah tangga. Dia juga menekankan bahwa kegiatan tabung sampah jadi uang ini bukan hanya dilaksanakan untuk memeriahkan HUT Kota Bandung, namun juga merupakan agenda yang rutin dilakukan sejak 2012 silam.

 

“Ini sudah berjalan dari 2012 sampai sekarang dan responnya cukup baik, sekarang nasabah kita itu dari unit dan perorangan hampir mendekati 5.000 nasabah, itu yang konsisten ya. Perharinya rata-rata kita menampung sekitar 5 ton sampah per hari,” ungkap Asep.

 

“Jenis sampahnya sama (anorganik), cuma kebanyakannya jenis plastik dan kertas. Kalau kaya logam atau besi, botol kaca itu kurang,” sambungnya.

 

Diantara jenis sampah anorganik lain, limbah plastik memang masih menjadi masalah terbesar Kota Bandung, mengingat proses pengelolaannya yang tidak mudah. DLHK, kata Asep, juga terus mengupayakan agar sampah yang tiba di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) seluruhnya merupakan sampah residu yang memang tidak bisa lagi diolah.

 

“Karena memang yang diprioritaskan juga sampah plastik karena kan sampah yang menjadi masalah di kota itu plastik ya, karena susah dihanguskan, makanya kita terima semua jenis sampah plastik, sekotor apapun kita terima. Agar tidak terlalu banyak yang terbuang ke TPA,” kata Asep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement