Jumat 16 Sep 2022 14:11 WIB

Banyak Serangan Siber, Wapres: Kita Butuh Mujahid Digital

Pemerintah membentuk tim khusus untuk menangani masalah serangan siber

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nur Aini
Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin. Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai sumber daya manusia yang ahli di bidang digital menjadi kebutuhan mendesak di tengah perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin. Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai sumber daya manusia yang ahli di bidang digital menjadi kebutuhan mendesak di tengah perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai sumber daya manusia yang ahli di bidang digital menjadi kebutuhan mendesak di tengah perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat. Kiai Ma'ruf mengatakan, apalagi di tengah maraknya serangan siber beberapa waktu terakhir, menjadi pengingat pentingnya SDM teknologi digital yang berkapabilitas.

"Kejadian tersebut juga membuka mata kita bahwa perekonomian dan kehidupan kita sudah sangat bergantung pada teknologi informasi. Teknologi digital serta mujahid digital yang kapabel menjadi kebutuhan mendesak," kata Ma'ruf saat membuka Kongres Mujahid Digital dan Konsolidasi Nasional Komisi Infokom Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (16/8/2022).

Baca Juga

Ma'ruf mengatakan, karena berbagai serangan siber tersebut, Pemerintah juga membentuk tim khusus untuk menangani masalah serangan siber dan kebocoran data tersebut.

"Kita sekarang juga sedang ribut (serangan siber), ya sehingga pemerintah juga membentuk tim khusus untuk menangani soal kebocoran ini, ini siber," ujar Ma'ruf.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini menjelaskan, masalah serangan siber ini bukan hanya terjadi baru-baru ini tetapi berlangsung sejak beberapa waktu lalu. Dia mencontohkan serangan siber besar-besaran juga pernah terjadi pada 2017 yang menginfeksi sistem komputer di 150 negara termasuk di Indonesia. Dia mengatakan, serangan siber di Inggris misalnya, telah melumpuhkan pelayanan kesehatan nasional di negara tersebut.

Karenanya, Ma'ruf mengingatkan serangan siber menjadi alarm bagi pemerintah negara-negara di dunia maupun perusahaan teknologi untuk meningkatkan keamanan siber.

"Meskipun dapat diatasi dan tampaknya tidak permanen, namun terbukti telah melemahkan pertahanan dan ketahanan nasional," ujarnya.

Untuk itu, Wapres Ma'ruf pun mengapresiasi Kongres Mujahid Digital yang digagas MUI dan ormas Islam lainnya. Ma'ruf pun berharap MUI dan ormas Islam di Indonesia semakin banyak memiliki ahli di bidang teknologi digital untuk membantu Pemerintah menjawab berbagai tantangan siber di masa depan.

Apalagi, kata Ma'ruf, jumlah pengguna media sosial di Indonesia sangat masif. Berdasarkan data yang dirilis asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia hingga Tahun 2022, penetrasi internet Indonesia sudah mencapai 77 persen atau menembus 210 juta pengguna dan mayoritas mengakses internet melalui ponsel atau membuka media sosial.

"Saya juga berharap para Mujahid digital membuat program-program edukasi bagi masyarakat di seluruh pelosok tanah air agar masyarakat kita semakin bijak bermedia sosial dan cerdas memanfaatkan teknologi digital sebagai medium untuk meningkatkan kemajuan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement