Jumat 16 Sep 2022 12:14 WIB

Wapres Ingatkan Penggunaan Media Sosial Bisa Jadi Bencana

Kehadiran media sosial mesti dioptimalkan sebagai sarana menguatkan ukhuwah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Foto: BPMI Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta masyarakat Indonesia menggunakan media sosial secara bijak. Kiai Ma'ruf mengatakan, penggunaan media sosial di Indonesia yang sangat masif bisa memberi manfaat sekaligus kemudharatan.

Menurutnya, media sosial akan bermanfaat jika digunakan untuk tujuan mulia, yaitu melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan menjaga ketertiban dunia. "Sebaliknya media sosial akan menjadi bencana jika digunakan untuk menyebarkan hoaks, disinformasi, ujaran kebencian, penipuan perundungan dan juga lain-lain sebagainya. Jadi ini bisa mudharat bisa maslahat," ujar Kiai Ma'ruf saat membuka Kongres Mujahid Digital dan Konsolidasi Nasional Komisi Infokom Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (16/9/2022).

Baca Juga

Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini mengatakan, media sosial juga bisa menjadi penjaga demokrasi di dunia modern. Ini jika penggunanya mampu menjaga kebebasan dan mengeluarkan pendapat sehingga tidak menimbulkan permusuhan antar saudara sebangsa.

Untuk itu, dia berharap kehadiran media sosial di Indonesia dioptimalkan sebagai sarana menguatkan persaudaraan sesama manusia, agama maupun sebangsa. Terlebih, dengan pengguna media sosial di Indonesia yang sangat masif. 

Kiai Ma'ruf menyampaikan, berdasarkan data yang dirilis asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia hingga 2022, penetrasi internet Indonesia sudah mencapai 77 persen atau menembus 210 juta pengguna dan mayoritas mengakses internet melalui ponsel atau membuka media sosial. "Kehadiran media sosial mesti dioptimalkan sebagai sarana menguatkan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah. Jangan sebaliknya justru dunia digital membuat umat di dunia nyata terpolarisasi dan terpecah belah," kata Kiai Ma'ruf.

Ketua Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) ini juga mendorong perlunya sumber daya manusia (SDM) ahli di bidang digital dan berkapabilitas. Dalam Kongres Mujahid Digital yang digagas MUI dan ormas Islam itu, Ma'ruf juga menekankan perlunya Mujahid Digital yang meneguhkan enam platfrom interaksi digital qurani.

Pertama, Mujadid digital yang berkata benar. Kedua, Mujahid digital yang berkata mengandung kebaikan. Lalu ketiga, Mujahid Digital yang perkataannya berkesan dan mengundang simpati dan mendorong lainnya melakukan kebaikan. 

Keempat, Ma'ruf menekankan Mujahid Digital menggunakan perkataan yang terpuji, berkualitas dan bijakasama. Kelima, perkaraan yang mudah dipahami. Keenam, menggunakan kalimat yang lemah lembut. 

"Sekali saya mengapreisasi mujahid digital harus diperbanyak dan kita memang sedang perang melalui disinformasi melalui hoaks fitnah kebohongan dan sebagainya," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement