Rabu 14 Sep 2022 00:15 WIB

Ditsiber Bareksim Masuk Tim Khusus Adang Peretas

Mahfud MD menilai tidak ada data rahasia yang bocor.

 Seseorang yang berpakaian sebagai peretas internet terlihat dengan kode biner yang ditampilkan di layar laptop dalam foto ilustrasi paparan ganda yang diambil di Krakow, Polandia pada 17 Agustus 2021.
Foto: Jakub Porzycki/NurPhoto
Seseorang yang berpakaian sebagai peretas internet terlihat dengan kode biner yang ditampilkan di layar laptop dalam foto ilustrasi paparan ganda yang diambil di Krakow, Polandia pada 17 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri masuk dalam tim khusus bersama Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk mengatasi serangan siber dari peretas yang mengaku sebagai Bjorka.

"Tim Siber Polri sudah masuk tim terpadu bersama BIN dan BSSN,"kata Kepala Divisi Humas (Kadivhumas) Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (13/9/2022).

Baca Juga

Sebelumnya, terkait adanya serangan peretas terhadap data-data milik instansi Pemerintah, Dedi mengatakan Polri masih menunggu laporan dari pihak-pihak yang merasa dirugikan. Namun hingga kini Polri belum menerima laporan terkait kebocoran data tersebut. "Sampai dengan hari ini belum ada laporan ke Bareskrim," kata Dedi.

Meski demikian, upaya tindak lanjut untuk menghadapi serangan siber tersebut, Polri telah bergabung dengan tim khusus yang dibentuk oleh Pemerintah.

Tim khusus tersebut dibentuk saat rapat internal yang dipimpinPresiden Joko Widodo dan dihadiri Kepala BSSN Hinsa Siburian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, serta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/9).

Rapat internal tersebut digelar selang beberapa hari setelah diduga terjadi kebocoran surat dan dokumen untuk Presiden Jokowi di internet. Peretas yang mengaku beridentitas Bjorka itu mengaku telah meretas korespondensi milik Presiden Jokowi, termasuk surat dari BIN.

Klaim tersebut viral setelah sebuah akun Twitter bernama "DarkTracer: DarkWeb Criminal Intelligence" mengunggah tangkapan layar dari Bjorka bahwa surat dan dokumen untuk Presiden Indonesia, termasuk surat yang dikirimkan BIN dengan label rahasia, telah bocor.

Sementara itu, Senin (12/9), Kepala BSSN Hinsa Siburian meminta masyarakat tetap tenang terhadap dugaan kebocoran data yang terjadi di internet belakangan ini. Pasalnya, menurut Hinsa, sejauh ini tidak ada sistem elektronik yang terganggu di tengah maraknya dugaan kebocoran data.

Pada hari yang sama, Mahfud MD juga menanggapi hal tersebut dan memastikan bahwa kebocoran data tidak terkait dengan data-data rahasia milik negara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement