Selasa 13 Sep 2022 03:40 WIB

Proyek Bandungan Leuwikeris di Tasikmalaya Terdampak Banjir

Terowongan pengelak tidak mampu mengalirkan debit air yang terjadi dan jebol.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Foto udara lokasi pembangunan Bendungan Leuwikeris di Ciharalang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Foto udara lokasi pembangunan Bendungan Leuwikeris di Ciharalang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Proyek pembangunan Bendungan Leuwikeris yang berlokasi di Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, terdampak banjir yang terjadi pada Ahad (11/9/2022) malam. Akibatnya, tanggul terowongan pengelak yang ada di lokasi itu jebol.

Humas Proyek Bendungan Leuwikeris, Rahmat Syah, mengatakan, pada Ahad malam terjadi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu Bendungan Leuwikeris selama sekitar 4 jam. Akibatnya, terjadi peningkatan debit Sungai Citanduy sebesar 845.6 m3/dt. Berdasarkan analisis hidrologi yang telah dilakukan, debit tersebut masuk dalam kategori Q200 (debit banjir yang terjadi selama periode 200 tahunan).

"Hal itu menyebabkan terowongan pengelak tidak mampu mengalirkan debit air yang terjadi," kata dia melalui siaran pers, Senin (12/9/2022).

Rahmat menjelaskan, debit banjir maksimum yang direncanakan pada terowongan pengelak adalah Q25 sebesar 547.18 m3/dt. Adanya debit yabg melebihi kapasitas itu membuat terjadinya limpasan pada tanggul inlet terowongan setinggi 7.42 meter di atas terowongan pengelak. Akibatnya, air melimpas tanggul dan masuk ke area proyek pekerjaan tubuh bendungan.

Dia mengatakan, limpasan air Sungai Citanduy yang masuk ke area pekerjaan tubuh bendungan menyebabkan aktivitas pekerjaan dihentikan sementara. Namun, tidak ada korban jiwa maupun luka akibat kejadian itu

Namun, lantaran kenaikan muka air sungai yang melebihi elevasi sensor AWLR Cirahong, alat sensor tersebut menjadi malfungsi. Hal itu berakibat adanya 11 unit alat berat yang tidak dapat dilakukan evakuasi dari total 27 unit alat berat yang bekerja pada lokasi proyek bendungan.

"Status tanggap darurat telah dilakukan oleh segenap Tim Proyek Pembangunan Bendungan Leuwikeris," kata Rahmat. Pihaknya juga telah melakukan persiapan untuk penanggulanan. Salah satunya dengan pembuatan jalan akses menggunakan material rockfill menuju arah hulu inlet dari sisi Tasikmalaya ke Ciamis, untuk kemudian dilakukan penyediaan material timbunan untuk penutupan area yang tergerus oleh limpasan banjir.

Selain itu, ketika tanggul sudah mulai tersambung, akan segera ditindaklanjuti dengan dewatering serta pembersihan pada area kerja bendungan. Dengan begitu, pelaksanaan pekerjaan tubuh bendungan dapat dilaksanakan kembali.

Menurut Rahmat, hingga saat ini Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy melalui SNVT Pembangunan Bendungan sudah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, BPBD Kabupaten Tasikmalaya, dan Badan Metereologi Klitmatologi dan Geofisika (BMKG). Koordinasi itu dilakukan untuk menentukan rencana tindak lanjut dalam mitigasi potensi bencana hidrometeorologi pada tahun 2022-2023.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement