Ahad 11 Sep 2022 13:13 WIB

Nadiem: Skema Baru SNMPTN Tidak Kesampingkan Mata Pelajaran Tertentu

Dengan skema baru Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi, semua mata pelajaran penting

Rep: ronggo astungkoro/ Red: Hiru Muhammad
Perubahan skema Seleksi Nilai Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) menjadi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi disebut akan membuat semua mata pelajaran menjadi penting di mata guru dan murid.
Perubahan skema Seleksi Nilai Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) menjadi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi disebut akan membuat semua mata pelajaran menjadi penting di mata guru dan murid.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perubahan skema Seleksi Nilai Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) menjadi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi disebut akan membuat semua mata pelajaran menjadi penting di mata guru dan murid. Jika sebelumnya hanya sejumlah mata pelajaran saja yang dilihat, kini menjadi semua mata pelajaran.

"Apakah ini akan membuat pembelajaran di sekolah menjadi tidak penting untuk belajar fisika dan lain-lain? Justru kebalikannya. Karena sebelumnya itu SNMPTN hanya memfokuskan ke beberapa subjek saja, satu atau dua," ungkap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, Ahad (11/9/2022).

Baca Juga

Hal itu dia sampaikan dalam Rapat Kerja dengan DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Kamis (8/9/2022) lalu. Dia kemudian menambahkan, dengan skema baru, yakni  Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi, semua mata pelajaran akan menjadi penting. Sebab, penilaian akan dilihat dari 50 untuk nilai rata-rata rapor seluruh mata pelajaran.

"SNMPTN justru malah mementingkan semua mapel. Dulunya hanya satu, dua, atau tiga mata pelajaran yang penting, sekarang minimal 50 persen. Jadi sebenarnya kepentingan nilai rapot itu tinggi malah meningkat dengan perubahan permendikbud ini," jelas dia.

Sementara itu, untuk perubahan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) menjadi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes, Nadiem menerangkan, jalur itu sengaja dibuat untuk jalur yang tidak ada hubungannya dengan rapor siswa di sekolah. Dia menjelaskan hanya ada tes skolastik saja yang akan dilakukan para calon mahasiswa yang mengikuti jalur baru itu.

"Dulu ada tes mata pelajaran dan ada tes itu (skolastik) dan tidak selalu tes mata pelajarannya nyambung sama mata pelajaran di SMA. Tes SBMPTN tidak ada hubungan dengan rapot. Jadi tidak ada perubahan di situ. yang diubah sekarant hanya apa yang kita ukur," jelas dia.

Dengan skema baru tersebut, Nadiem menerangkan, sekolah-sekolah menjadi terbebas dari upaya mengetes para siswanya dengan soal-soal tes kemampuan akademik. Dengan begitu pula, kata dia, guru-guru dapat lebih fokus untuk belajar mendalami mata pelajarannya masing-masing."Dengan membebaskan sekolah-sekolah tidak harus drilling untuk tes soal itu, itu benar-benar memfokuskan guru-guru untuk bisa belajar mendalami mata pelajarannya sendiri," kata Nadiem.

Sebelumnya, Kemendikbudristek meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-22: Transformasi Seleksi Masuk PTN. Transformasi itu dilakukan dengan tujuan untuk menyelaraskan pembelajaran di jenjang pendidikan menengah dengan pendidikan tinggi."Transformasi seleksi PTN bertujuan untuk menyelaraskan pembelajaran di jenjang pendidikan menengah dengan pendidikan tinggi. Selain itu, kebijakan ini juga bermaksud untuk memberikan kesempatan yang lebih adil kepada peserta didik terutama yang memiliki latar belakang kesulitan ekonomi," ujar Nadiem dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode 22, Rabu (7/9/2022).

Transformasi seleksi masuk PTN tersebut dilakukan terhadap tiga jalur yang sudah ada selama ini, yakni SNMPTN, SBMPTN, dan seleksi masuk PTN jalur mandiri. Kini, SNMPTN disebut sebagai seleksi nasional berdasarkan prestasi, SBMPTN disebut sebagai seleksi nasional berdasarkan tes, dan seleksi masuk PTN jalur mandiri menjadi seleksi secara mandiri oleh PTN.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement