Kamis 08 Sep 2022 22:32 WIB

Banjir Sigi Putuskan Jembatan, 662 Warga Terpaksa Mengungsi

Dua rumah rusak berat dan 162 unit rumah rusak sedang hingga ringan.

Rep: Amri Amrullah / Red: Ilham Tirta
Foto udara permukiman warga yang terendam banjir di Sulawesi Tengah (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Mohamad Hamzah
Foto udara permukiman warga yang terendam banjir di Sulawesi Tengah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Curah hujan yang tinggi menyebabkan meluapnya Sungai Gumbasa di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah pada Selasa, (6/9/2022). Akibatnya, dua desa di dua kecamatan terendam banjir dan memaksa sebanyak 662 orang warga mengungsi.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari memaparkan, BPBD Sulawesi Tengah melaporkan dua unit rumah rusak berat, 5 unit rumah rusak sedang, dan 157 unit rumah rusak ringan. Selain itu, satu unit jembatan Gumbasa putus.

Baca Juga

"Jembatan yang berada di ruas jalan Trans Palu-Kulawi dan menghubungkan dengan sejumlah kecamatan di Kabupaten Sigi itu tidak dapat dilalui," kata Muhari dalam keterangannya, Kamis (8/9/2022).

Berdasarkan laporan tim reaksi cepat di lokasi banjir, dua desa yang terdampak antara lain Desa Sidondo, Kecamatan Sigi Biromaru dan Desa Pakuli Utara Kecamatan Gumbasa. Pantauan di lokasi kejadian pada Rabu (7/9/2022) sore, banjir telah surut namun masih menyisakan sisa lumpur.

"Petugas BPBD Provinsi Sulawesi Tengah dan BPBD Kabupaten Sigi telah melakukan assessment dan mengerahkan alat berat untuk membantu melakukan pembersihan," ujarnya.

Merujuk informasi prakiraan cuaca BMKG untuk beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah. Pada Kamis (8/9/2022) dan Jumat (9/9/2022), masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir/kilat dan angin kencang. Wilayah yang berpotensi adalah Kabupaten/Kota Palu, Donggala, Sigi, Parimo, Poso, Touna, Tolitoli, Buol, Morowali, Morowali Utara, Banggai, Banggai Laut, dan Banggai Kepulauan.

Merespons hal ini, BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Warga juga diharapkan waspada saat terjadi hujan yang mengguyur wilayah lebih dari satu jam.

Masyarakat juga diminta waspada akan terjadi peningkatan tinggi muka air. Bila hal itu terjadi warga dapat melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman, khususnya bagi warga yang tinggal di area tanah yang tidak stabil dan berpotensi longsor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement