Rabu 07 Sep 2022 21:38 WIB

Dikecam, Kapolres Pamekasan Minta Maaf terkait Pembubaran Paksa Pelatihan Guru PAUD

Polisi beralasan pembubaran karena aturan Covid-19.

Polisi membubarkan paksa kegiatan masyarakat (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO
Polisi membubarkan paksa kegiatan masyarakat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Kapolres Pamekasan, AKBP Rogib Trianto meminta maaf terkait pembubaran acara pelatihan ratusan guru PAUD oleh Polsek Larangan pada 5 September 2022. Pembubaran paksa acara itu karena kegiatan tidak mengantongi izin dari Satgas Covid-19.

"Secara kelembagaan kami mohon maaf atas kejadian itu," kata Rogib Trianto di Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (7/9/2022).

Baca Juga

Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka bagi Guru PAUD se-Kabupaten Pamekasan dibubarkan oleh Polsek Larangan. Sesuai ketentuan, jika ada kelompok warga hendak menggelar kegiatan, terlebih dahulu harus berkoordinasi dengan polsek jajaran dan mendapatkan izin dari tim Satgas Covid-19.

Pembubaran karena panitia, yakni pengurus Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Pamekasan, tidak meminta izin terlebih dahulu ke Satgas Covid-19 Pamekasan dan tidak berkoordinasi dengan polsek setempat. Selain itu, panitia juga tidak menyampaikan pemberitahuan kepada aparat desa setempat, sebagaimana sudah menjadi prosedur tetap dalam setiap kegiatan yang melibatkan banyak orang.

Rogib menjelaskan, kasus pembubaran paksa kegiatan pelatihan sempat menuai kecaman dari sejumlah pihak karena polisi dianggap tidak berpihak pada kepentingan dunia pendidikan. "Tadi malam kami telah melakukan pertemuan dengan perwakilan pengurus Himpaudi, Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan, serta perwakilan dari DPRD Pamekasan. Permasalahan itu telah dianggap selesai dengan beberapa kesepakatan," katanya.

Kesepakatan itu, di antaranya Polres bersama Himpaudi, organisasi guru yakni PGRI serta Ikatan Guru TK Indonesia akan menggelar pelatihan lanjutan karena terganggu akibat terjadi pembubaran paksa. Polres dan Himpaudi akan bekerja sama saling mengenal dan Polres harus siap memfasilitasi pendampingan psikologis bagi guru PAUD yang trauma akibat pembubaran tersebut.

"Kami juga siap membuka ruang terbuka bagi Himpaudi yang menginginkan adanya pembelajaran mengenal dunia polisi, seperti melakukan kunjungan ke Mapolres atau Polsek bagi siswa PAUD," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan, Akhmad Zaini menyatakan, kasus pembubaran kegiatan guru PAUD oleh Polsek Larangan itu karena miskomunikasi. "Melalui kasus ini, ke depan kami jadikan sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas komunikasi kami dan koordinasi kami dalam rangka bekerja sama meningkatkan kualitas pendidikan di Pamekasan," kata Zaini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement