Senin 05 Sep 2022 21:06 WIB

BKSDA DIY Luruskan Informasi Penanganan Elang yang Diduga Ditembak di Wonosari

Warga Wonosari menemukan seekor elang lemas karena ditembak orang.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Karta Raharja Ucu
Seekor elang yang terancam punah dan masuk kategori hewan dilindungi ditemukan warga Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Jumat (2/9/2022), tergeletak di sebuah kebun dengan kondisi lemas. Kuat dugaan elang itu ditembak orang.
Foto: tangkapan layar
Seekor elang yang terancam punah dan masuk kategori hewan dilindungi ditemukan warga Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Jumat (2/9/2022), tergeletak di sebuah kebun dengan kondisi lemas. Kuat dugaan elang itu ditembak orang.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Seekor elang yang terancam punah dan masuk kategori hewan dilindungi ditemukan warga Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Jumat (2/9/2022), tergeletak di sebuah kebun dengan kondisi lemas. Kuat dugaan elang itu ditembak orang.

Dalam video yang viral di media sosial, warga sudah melaporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY, tetapi petugas baru bisa datang Senin (5/9/2022). Ketika dikonfirmasi Republika, Kepala BKSDA DIY, Muhammad Wahyudi mengakui pihaknya menerima laporan warga terkait penemuan elang tersebut pada Jumat (2/9) malam.

Ia mengklaim ketika mendapatkan laporkan, BKSDA DIY langsung menangani dengan dibantu kader yang sudah dilatih BKSDA. Kader-kader tersebut juga tergabung dalam komunitas-komunitas penyelamatan hewan yang sudah ada di Kabupaten Gunungkidul.

"Kasus Elang kemarin karena BKSDA sedang dalam perjalanan ke sana, itu langsung ditangani saudara Rinto. Rinto ini kader konservasi kita yang sudah kita latih. Dia merespon juga, mereka punya komunitas Gunungkidul Animal Rescue, itu ada di 18 kecamatan yang ada di Gunungkidul," kata Wahyudi menjelaskan kepada Republika.

Pernyataan Wahyudi itu untuk menyanggah dugaan BKSDA baru akan menangani kasus tersebut saat hari kerja. Padahal, kata Wahyudi, pihaknya sudah merespon melalui penanganan langsung oleh kader konservasi yang sudah dilatih.

"Kemarin itu cuma karena miskomunikasi personel yang akan menindaklanjuti, itu tidak begitu (hari kerja baru ditindaklanjuti). Intinya, laporan kan sudah Jumat malam, sehingga akhirnya besok paginya langsung ditindaklanjuti teman-teman BKSDA ke sana. Tapi sebelumnya sudah dibantu duluan teman-teman Animal Rescue," ujar Wahyudi.

Ia menyebut, kerja sama yang dilakukan dengan komunitas tersebut perlu dilakukan. Hal ini untuk mempercepat penanganan di lapangan, mengingat petugas dari BKSDA DIY juga terbatas.

"Laporan bukan cuma elang, banyak juga laporan lain. Tidak ada kita kerja di hari kerja saja, Sabtu Minggu kerja. Bahkan saya melepas merak di Baluran kemarin hari libur pun, tidak ada cerita hari masuk baru ditangani," kata dia menerangkan.

Elang tersebut tengah menjalani perawatan usai dilakukannya operasi untuk mengeluarkan peluru. Saat ini, elang itu berada di pusat rehabilitasi satwa yang ada di Gunungkidul.

"Tidak bisa langsung diangkat dan dibawa pergi setelah dioperasi. Ada penanganan-penanganan yang harus kita penuhi karena semua itu harus memperhatikan kesejahteraan satwa. Kita harus tangani ditempat betul-betul memastikan satwa ini layak dan bisa kita geser ke tempat lain," katanya.

Wahyudi menuturkan, perawatan elang ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Jika nantinya elang tersebut dapat kembali terbang, maka akan dikembalikan ke alam liar.

Namun, jika elang tersebut mengalami kecacatan dan tidak bisa terbang, maka akan dikandangkan dan dirawat di pusat rehabilitasi satwa.  

Terkait dengan penembakan elang tersebut, Wahyudi menduga bahwa elang tersebut keluar dari habitatnya untuk mencari makan. Diduga, elang itu memburu ternak warga karena buruannya yang sudah berkurang di habitatnya.

"Kenapa elang itu keluar dari habitatnya, bisa jadi mungkin satwa buruannya itu sudah berkurang atau habis diburu manusia. Artinya manusia sudah memotong rantai ekosistem yang ada, dan akhirnya mencari ternak warga. Diketahui masyarakat dan akhirnya ditembak, pemikiran saya begitu," ujar Wahyudi.

Wahyudi pun mengapresiasi masyarakat yang langsung melaporkan ke BKSDA DIY saat ditemukannya elang tersebut. Ia pun berharap partisipasi aktif masyarakat untuk melaporkan jika ditemukan satwa yang masuk dalam kategori dilindungi.

Wahyudi juga meminta agar informasi yang disampaikan lengkap. Pasalnya, saat pelaporan elang yang diduga ditembak tersebut tidak dicantumkan informasi yang jelas.

"Terimakasih kepada pelapor, artinya yang bersangkutan peduli terhadap satwa dilindungi. Cuma mungkin karena khawatir sekali, sehingga langsung menginginkan saat itu juga langsung dieksekusi, langsung dilakukan tindakan. Penjelasannya di WhatsApp juga belum lengkap saat ini, tidak ada informasi tertembak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement