REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNG KIDUL--Kawanan kera menyerang tanpa ampun dan mengobrak-abrik pemukiman karena mereka kekurangan makanan sehingga membuat penduduk cukup resah. Ini terjadi di Gunung Kidul, Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Akan tetapi ternyata Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai cara cukup jitu. Itu adalah rencana pada September 2011 nanti, menanam 500 batang pohon untuk mengatasi serangan kera ekor panjang.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY, Sartana, di Wonosari, Rabu, mengatakan, penanaman 500 batang pohon itu nanti merupakan solusi jangka panjang untuk mengatasi serangan kera ekor panjang yang meluas ke permukiman warga.
"Kera ekor panjang menyerang permukiman warga karena kekurangan makanan, sehingga perlu ada penghijauan yang berfungsi menyediakan makanan," katanya.
Ia mengatakan BKSDA akan menanam 500 batang pohon di perbukitan Dusun Duwet, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, dalam waktu dekat. "Penanaman pohon secara serentak di Dusun Duwet, pertimbangannya karena wilayah itu menjadi salah satu kawasan yang sering diserang kera," katanya.
Menurut Sartana, BKSDA menanam pohon pada September mendatang dengan pertimbangan diprakirakan mulai awal musim hujan. "Kami berharap pohon-pohon itu nanti bisa tumbuh dengan cepat agar ketersediaan makanan untuk kera terpenuhi di habitatnya," katanya.
Ia mengatakan jenis pohon yang ditanam di antaranya duwet, salam, beringin, dan jambu biji. "Kami mengupayakan penanaman pohon yang tahan hidup di musim kemarau, karena kabupaten ini karakter tanahnya tandus," katanya.
Sartana mengatakan jika ketersediaan makanan kera tercukupi, maka satwa liar itu tidak akan turun ke permukiman warga. "Kera akan memakan pucuk daun pohon salam dan duwet, sedangkan pohon beringin sebagai rumah hewan tersebut," katanya.
Menurut dia, BKSDA akan melibatkan masyarakat Dusun Duwet dalam penanaman pohon pada Sepetember mendatang. "Pelibatan masyarakat sekaligus menjadi sarana kampanye penghijauan," katanya.
Ia mengatakan penanaman pohon tersebut sesuai dengan upaya penghijauan di kawasan pantai selatan Gunung Kidul. "Kami akan melakukan pendataan lokasi lain yang membutuhkan penghijauan seperti Dusun Duwet," katanya.
Kera ekor panjang menyerang permukiman warga di Dusun Duwet, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Gunung Kidul, sejak beberapa bulan lalu.
Salah seorang warga dusun setempat, Sawikem mengatakan kawanan kera ekor panjang memakanan tanaman kacang di sekitar rumah warga.
"Kera tidak hanya menyerang areal pertanian, tetapi juga masuk ke rumah warga dan mengambil hasil panen kacang," katanya.
Ia mengatakan warga tidak menangkap hewan ini karena khawatir kera termasuk hewan yang dilindungi. Warga berharap upaya penghijauan akan menyelesaikan masalah serangan kera yang terjadi hampir setiap tahun di daerah itu.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Gunung Kidul Anik Indarwati mengatakan populasi kera ekor panjang di kabupaten ini berlebih. "Kera berkembang biak sangat cepat seperti deret ukur di sejumlah kawasan perbukitan dan pantai," katanya.
Menurut dia, kera biasa turun ke areal pertanian maupun permukiman warga saat musim panen tanaman pangan tiba. "Serangan kera ekor panjang tidak hanya terjadi saat musim kemarau, tetapi pada masa panen pun kera suka berpindah-pindah ke tempat yang banyak tersedia makanan binatang itu," katanya.
Ia mengatakan serangan kera selama ini sering terjadi di wilayah Kecamatan Tepus, Tanjungsari, dan kawasan Pantai Siung, Kabupaten Gunung Kidul.