Senin 05 Sep 2022 19:44 WIB

Mengapa Vivo Sempat Jual Bensin Murah? Ini Penjelasan Pengamat

Vivo sempat menjual RON 89 seharga Rp 8.900 per liter, meski kini sudah direvisi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Daftar harga bahan bakar minyak terpasang di salah satu SPBU Vivo di Jakarta, Ahad (4/9/2022). Dirjen Migas Kementerian ESDM mengatakan pihak Vivo akan menyesuaikan harga BBM jenis Ron-89 yang sebelumnya dijual dengan harga Rp8.900 per liter seiring dengan kenaikan harga BBM jenis Pertalite yang mengalami kenaikan harga sebesar Rp10.000 per liter dari harga sebelumnya Rp7.650 per liter. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Daftar harga bahan bakar minyak terpasang di salah satu SPBU Vivo di Jakarta, Ahad (4/9/2022). Dirjen Migas Kementerian ESDM mengatakan pihak Vivo akan menyesuaikan harga BBM jenis Ron-89 yang sebelumnya dijual dengan harga Rp8.900 per liter seiring dengan kenaikan harga BBM jenis Pertalite yang mengalami kenaikan harga sebesar Rp10.000 per liter dari harga sebelumnya Rp7.650 per liter. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, ada tiga alasan penyebab bensin yang dijual Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta milik Vivo yaitu Revvo 89 lebih murah dibandingkan bahan bakar Pertalite milik Pertamina. Salah satunya karena tingkat oktan (Research Octane Number/RON) yang dijual Vivo lebih rendah yaitu 89, sedangkan oktan dari Pertalite adalah RON 90.

"Pertama RON Vivo adalah 89, ini berbeda dengan RON Pertalite milik Pertamina 90," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (5/9/2022).

Baca Juga

Ia menambahkan, semakin tinggi RON maka secara otomatis pembakarannya lebih bagus dibandingkan dengan RON lebih rendah. Kemudian, secara otomatis ini berpengaruh terhadap jarak tempuh, mesin, keiritan, keandalan dan ramah lingkungan.Ia menjelaskan, bahan bakar RON yang lebih rendah tentu tidak ramah lingkungan.

Kedua, ia menilai Vivo tengah melakukan branding product atau portofolio. Dia menambahkan, jika melihat surat Keputusan Menteri (Kepmen) Sumber Daya Manusia (SDM) nomor 62 tahun 2020, maka penetapan harga Rp 8.900/liter masih merugi.

Ia menduga Vivo melakukan subsidi silang dengan produk lainnya dengan RON di atasnya. Kendati demikian, ia mempertanyakan berapa lama Vivo bisa bertahan dengan strategi penjualan ini.

Ia menyontohkan, Vivo pernah menjual premium dan harganya lebih murah beberapa waktu lalu yaitu Rp 6.100 per liter. Kendati demikian, itu tidak bertahan lama, hanya 1-2 bulan kemudan harganya menjadi normal.

Faktor ketiga, ia menyebutkan biaya distribusi bahan bakar yang dikelola Pertamina jauh lebih besar daripada Vivo. Ia menjelaskan, Pertamina menjual bahan bakar minyak (BBM) hampir di seluruh wilayah Indonesia. Yaitu dari Sabang sampai Merauke. "Sedangkan, jumlah SPBU Vivo kan tidak banyak. Jadi, biaya distribusinya tidak terlalu besar," katanya.

Sebelumnya ada tiga jenis BBM yang dijual SPBU Vivo saat ini antara lain Revvo 89, Revvo 92, dan Revvo 95. Revvo 89 adalah BBM jenis bensin dengan harga paling murah yakni Rp 8.900 per liter. Namun belakangan harga telah direvisi menjadi Rp 10.900.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement