Senin 05 Sep 2022 13:36 WIB

PAN Harap Pemberhentian Suharso tak Pengaruhi KIB 

KIB akan terus berkonsolidasi menyongsong persiapan Pemilu 2024.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketum PPP Suharso Monoarfa saling jabat usai meluncurkan visi dan misi Koalisi Indonesia Bersatu di Hotel Shangri-la, Surabaya, Jawa Timur, 15 Agustus 2022.
Foto: Istimewa
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketum PPP Suharso Monoarfa saling jabat usai meluncurkan visi dan misi Koalisi Indonesia Bersatu di Hotel Shangri-la, Surabaya, Jawa Timur, 15 Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menanggapi pemberhentian Suharso Monoarfa dari posisi ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). PAN berharap dinamika yang terjadi di internal PPP tak pengaruhi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) 

"Kondisi ini semoga tidak berpengaruh signifikan terhadap eksistensi dan kekompakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). KIB akan terus berkonsolidasi menyongsong persiapan pemilu presiden 2024," kata Viva saat dikonfirmasi, Senin (5/9/2022).

Baca Juga

Vivamengatakan, PAN dan PPP memiliki hubungan yang baik, dan dekat. Keduanya juga memiliki visi dan perjuangan yang sama dalam membangun masa depan Indonesia

Viva juga menegaskan PAN tidak akan ikut campur atas dinamika dan masalah rumah tangga di PPP. Sikap PAN tersebut untuk menjaga fatsun politik.

"PAN berharap agar dinamika internal di PPP segera selesai," ungkapnya.

Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) bertemakan "Konsolidasi dan Sukses Pemilu 2024" yang dihadiri ketua dan sekretaris dari 27 DPW PPP se-Indonesia memutuskan memberhentikan Suharso Monoarfa dari kursi ketua umum partai. Mukernas juga menunjuk Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono resmi ditunjuk sebagai pelaksana tugas ketua umum.

Dalam surat permintaan mundur kepada Suharso Monoarfa pada 22 Agustus 2022, Majelis Syariah PPP, Majelis Pertimbangan PPP, dan Majelis Kehormatan PPP menyebutkan sejumlah pertimbangan. Pertama, adanya rekaman video viral Suharso yang dinilai menghina kyai dan pesantren.

Pertimbangan kedua adalah demonstrasi yang sering terjadi di depan Kantor DPP PPP. Ketiga, terdapat berbagai pemberitaan mengenai persoalan kehidupan rumah tangga pribadi Suharso. Terakhir adalah elektabilitas PPP yang tak kunjung naik di tengah kepemimpinan Suharso. 

photo
Viva Yoga Mauladi. - (Republika/Iman Firmansyah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement