Senin 05 Sep 2022 01:46 WIB

Warga Desak PT Kereta Cepat Indonesia Cina Segera Realisasikan Bangun Saluran Air

Sejak pembangunan proyek kereta cepat, wilayah Jaticempaka jadi langganan banjir.

Pengendara melintas di Jembatan Antelope yang baru di Jaticempaka, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (11/8/2022). Warga Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondokgede, Bekasi, Jawa Barat, mendesak PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), perusahaan yang bertanggung jawab membangun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, segera merealisasikan rencana pembangunan saluran air (drainase) di wilayah tersebut untuk mengatasi banjir di permukiman sekitar wilayah itu.
Foto: Prayogi/Republika.
Pengendara melintas di Jembatan Antelope yang baru di Jaticempaka, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (11/8/2022). Warga Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondokgede, Bekasi, Jawa Barat, mendesak PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), perusahaan yang bertanggung jawab membangun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, segera merealisasikan rencana pembangunan saluran air (drainase) di wilayah tersebut untuk mengatasi banjir di permukiman sekitar wilayah itu.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Warga Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondokgede, Bekasi, Jawa Barat, mendesak PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), perusahaan yang bertanggung jawab membangun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, segera merealisasikan rencana pembangunan saluran air (drainase) di wilayah tersebut. Sejak pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Kelurahan Jaticempaka menjadi langganan banjir.

Wilayah yang terdampak parah di antaranya Jalan Raya Wadas, Villa Wadas, Wadas II, Wadas III, dan sebagian Jalan Wadas Selatan.

Baca Juga

"Dampak dari jalur main line proyek JBHSR atau proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, perumahan kami tiap tahun terkena banjir,” kata Gilbert, seorang warga, seperti dikutip dari siaran pers warga Kelurahan Jaticempaka, Sabtu (3/9/2022).

Sebenarnya warga sudah melayangkan permintaan kepada pihak KCIC terkait keluhan tersebut. Namun sayangnya, dua tahun berlalu, janji pembangunan drainase atau saluran air tak kunjung terealisasi. Akibatnya setiap musim penghujan, sebagian wilayah Jaticempaka direndam banjir dengan ketinggian mencapai lebih dari satu meter.

"Informasi terakhir sudah proses administrasi. Tetapi apakah selama itu untuk urusan administrasi? Sementara di lapangan rumah dan jalanan sudah bolak-balik terkena banjir?" lanjut Gilbert.

Hal senada juga disampaikan Abrianto, pengurus komplek Villa Wadas. Diakui Abrianto, proyek fisik untuk pembuatan drainase di Jalan Raya Wadas dan sekitarnya sampai saat ini belum juga dimulai. Padahal sebentar lagi musim penghujan.

"Sejak proyek kereta api cepat dibangun, komplek perumahan kami terkena imbasnya terutama banjir. Padahal sebelumnya perumahan ini aman dari banjir," keluh Abrianto.

Diakui Abrianto, warga kini resah dan waswas mengingat musim hujan tinggal hitungan bulan. Jika pembangunan proyek saluran air ditunda terus, dikhawatirkan banjir akan melanda permukiman warga lagi.

"Sekarang hujan sedikit saja air naik, soalnya salurannya tertutup proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Awalnya kan mau dibuatkan saluran baru, tapi sampai sekarang belum dibangun,” tegas Abrianto.

Dalam pertemuan yang melibatkan seluruh pengurus RT dan pengurus perumahan di RW 04 Jaticempaka tersebut, warga juga mendesak agar PT KCIC segera merealisasikan proyek pembangunan saluran air di wilayah Jaticempaka. Jika KCIC tidak juga menanggapi, warga mengancam akan melayangkan surat kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kantor Staf Presiden, hingga Presiden RI.

"Kalau pihak KCIC tidak juga segera merealisasikan janji untuk membangun drainase, kami terpaksa akan menindaklanjuti ke Menteri PUPR, KSP, dan juga Presiden," kata Ketua RT 08 Kelurahan Jaticempaka, Yudhi, menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement