REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan tidak akan menjual KRI Dewaruci meskipun suatu saat akan sudah tidak digunakan lagi. Kapal layar latih milik TNI Angkatan Laut (AL) ini telah berusia 69 tahun.
"Pasti enggak akan dijuallah ya," kata Yudo di atas KRI Dewaruci yang sedang berlayar di sekitar Perairan Kepulauan Seribu, Jumat (2/9/2022). Yudo mengatakan, ada beberapa alasan untuk tidak menjual KRI Dewaruci. Salah satunya adalah banyak perwira tinggi maupun pemimpin TNI AL yang berasal dari kapal ini.
"(KRI Dewaruci) ini sudah menorehkan para perwira-perwira, para pemimpin Angkatan Laut, asalnya, awalnya dari sini. Sehingga untuk menjadi kenangan mungkin nantinya," jelas dia.
Yudo menyebut, ada kemungkinan KRI Dewaruci akan dimasukkan ke museum jika dinyatakan sudah tidak layak untuk melaut. Sebab, kata dia, kapal ini memiliki sejarah yang panjang. "Nanti kalau sudah tidak layak lagi pasti ditaruh di museum karena memiliki sejarah yang panjang dan enggak mungkin dijual," tegasnya.
Ia menambahkan, sampai saat ini KRI Dewaruci masih layak untuk melakukan pelayaran. Namun, wilayah jelajahnya hanya dibatasi di dalam negeri. "Sekarang ini masih, masih layak laut, tapi saya batasi supaya tidak (berlayar) ke luar negeri. Sehingga cukup di dalam negeri saja layarnya," ujarnya.
"Karena ini kondisinya sudah tua tadi, kita supaya untuk menjaga kondisi teknisnya maupun badan kapalnya, kita layarkan di dalam negeri saja," tambahnya menjelaskan.
Sebagai informasi, KRI Dewaruci memiliki spesifikasi antara lain, tiga tiang utama (Bima, Arjuna, Yudhistira), 16 layar, dan memiliki panjang kapal 58,30 meter dan lebar 9,5 meter. KRI Dewaruci merupakan kapal layar kelas Barquentine yang pembangunannya dimulai pada 1952 oleh galangan HC Stulken & Sohn, Hamburg, Jerman.
Dalam sejarahnya, KRI Dewaruci telah melaksanakan tugas operasi sebanyak 55 kali dan telah berhasil dua kali keliling dunia pada tahun 1964 dan 2012. Selain itu, KRI Dewaruci juga telah menorehkan prestasi selama muhibah ke luar negeri. Salah satunya meraih Cutty Shark Thropy saat mengikuti Tall Ship Race di Australia pada 1998.
KRI Dewaruci juga telah melahirkan sejumlah pemimpin di lingkungan TNI AL. Diantaranya, yakni mantan KSAL Laksamana Soebiakto yang pernah menjadi komandan KRI Dewaruci.
Kemudian, Laksamana Madya Soesatyo Mardhi, mantan Panglima Armada RI Laksamana Madya Rudy Purwana, mantan Pangdaeral IV Laksamana Madya Soeparno, hingga mantan Kepala Staf Armada RI Laksamana Pertama JH Salu.