Jumat 02 Sep 2022 06:57 WIB

PKB Sebut Konfigurasi Koalisi akan Rumit Jika PDIP Bergabung

Puan akan melanjutkan safari politiknya dengan menemui Partai Golkar dan Gerindra. 

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Ketua Komisi X DPR yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syaiful Huda saat dan usai menerima audiensi Poros Pelajar Nasional yang menolak revisi UU Sisdiknas, di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/9).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Komisi X DPR yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syaiful Huda saat dan usai menerima audiensi Poros Pelajar Nasional yang menolak revisi UU Sisdiknas, di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda mengatakan, bahwa safari politik yang dilakukan oleh Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menjadi catatan bagi pihaknya. Termasuk rencana Puan yang akan menemui Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Dia menjelaskan, terdapat tiga partai besar saat ini, yakni PDIP, Partai Gerindra, dan Partai Golkar. Ketiganya dinilai merupakan konfigurasi inti untuk menghasilkan tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

"Tapi kan kemungkinan konfigurasinya agak rumit ya (kalau PDIP berkoalisi dengan Partai Gerindra). Mau tidak? misalnya secara suara Gerindra kan di bawah PDIP, kira-kira kan begitu. Itu agak rumit tuh konfigurasinya, kedua belah pihak," ujar Huda di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/9).

PKB, ujar Huda, adalah partai menengah yang telah resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra. Adapun partai berlambang kepala garuda itu juga sudah meresmikan Prabowo sebagai calon presidennya untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Masih butuh diskusi panjang menurut saya, saat yang sama kan Gerindra, Pak Prabowo pingin jadi capres, kalau yang logis kan mengajak partai menengah. Berarti kalau ada PDIP gabung malah kayak, iya pasti rumit, fatsun politiknya agak susah," ujar Huda.

Dia menjelaskan, soal pasangan capres-cawapres berada di tangan Prabowo dan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar. Hal tersebut sudah termaktub dalam piagam deklarasi yang diteken dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Gerindra.

"Tentu beliau punya hitungan-hitungan bagaimana supaya mekanisme dan skema tiga pasangan ini bisa didorong," ujar Ketua Komisi X DPR itu.

Diketahui, Puan Maharani akan melanjutkan safari politiknya dengan menemui Partai Golkar dan Partai Gerindra. Ia akan menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada 3 September, dan Ketua Umum Partai Gerindra pada 4 September.

"Politik itu perlu dialog, politik itu perlu kesepahaman termasuk adanya berbagai perbedaan itu. Juga sebagai suatu hal yang wajar mengingat setiap partai punya identitas ideologi, platform, dan arah masa depan, dialog itu sangat penting," ujar Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (31/8).

Partai Golkar dan Partai Gerindra, jelas Hasto, merupakan prioritas PDIP setelah bertemu dengan Partai Nasdem pada 22 September lalu. Ia mengatakan, pertemuan tersebut akan membahas pemilihan umum (Pemilu) 2024 dan isu-isu lainnya.

"Kita tidak hanya berbicara 2024, kita berbicara tentang tantangan yang dihadapi saat ini, bagaimana tekanan terhadap inflasi, bagaimana upaya menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat, tekanan-tekanan akibat subsidi yang begitu besar, ini kan juga menjadi ruang lingkup pembahasan," ujar Hasto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement