Ahad 28 Aug 2022 12:59 WIB

Pemerintah Targetkan 60 Persen Produksi Alkes Gunakan Komponen Lokal

Menkes Budi Gunadi menargetkan 60 persen produksi alkes gunakan komponen lokal.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kiri) didampingi CEO PT D&V International Makmur Gemilang Steven Lee (kiri) dan Executive Chairman DV Medika Vincentius Lianto (kanan) meninjau alat kesehatan di DV Medika, Kawasan Industri Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (27/8/2022). Menkes meninjau alat-alat kesehatan produksi dalam negeri oleh Mindray Indonesia melalui kemitraan dengan produsen lokal PT. D&V International Makmur Gemilang dengan harapan sebesar 50-60 persen produksi alat kesehatan dari hulu sampai hilir diproduksi dari dalam negeri.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kiri) didampingi CEO PT D&V International Makmur Gemilang Steven Lee (kiri) dan Executive Chairman DV Medika Vincentius Lianto (kanan) meninjau alat kesehatan di DV Medika, Kawasan Industri Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (27/8/2022). Menkes meninjau alat-alat kesehatan produksi dalam negeri oleh Mindray Indonesia melalui kemitraan dengan produsen lokal PT. D&V International Makmur Gemilang dengan harapan sebesar 50-60 persen produksi alat kesehatan dari hulu sampai hilir diproduksi dari dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan 60 persen produksi alat kesehatan dalam negeri gunakan komponen lokal. Hal ini disampaikan Menkes saat meresmikan fasilitas produksi dan peluncuran perdana alat kesehatan elektromedik Mindray produksi dalam negeri di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah pada Sabtu (27/8/2022).

“Kalau sekarang masih ada beberapa komponen dari luar negeri tidak apa-apa. Tapi kita tidak bisa melakukan ini terlalu lama. Keinginan kita sekitar 50-60 persen alat kesehatan dan obat-obatan dari hulu sampai ke hilir harus dikembangkan dan diproduksi di dalam negeri,” kata Budi.

Budi menyebutkan target tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa alat kesehatan di Indonesia baik yang sudah jadi maupun bahan bakunya masih di dominasi impor. Pihaknya menjabarkan di tahun 2019-2020 saja, transaksi alkes impor mencapai 88 persen sementara untuk produk lokal hanya berkisar 12 persen.

Padahal dari total 496 jenis alkes yang ditransaksikan di kurun waktu 2019-2020 tersebut, ada 152 alkes yang sebenarnya mampu diproduksi sendiri. Rendahnya penggunaan alkes produk lokal ini ditengarai keterbatasan teknologi dan implementasi regulasi penggunaan produk dalam negeri.

Hal ini semakin diperburuk saat awal pandemi Covid-19, yang mana Indonesia di kesulitan mendapatkan alat kesehatan karena adanya lockdown serta pembatasan mobilitas manusia maupun barang untuk mengurangi transmisi virus. Besarnya tingkat ketergantungan ini, di respon pemerintah dengan mencanangkan transformasi kesehatan yang fokus pada enam pilar.

Adapun sektor farmasi dan alat kesehatan masuk dalam pilar ketiga, yakni transformasi ketahanan sistem kesehatan yang salah satu fokusnya adalah mendorong pengembangan alat kesehatan produksi dalam negeri guna mengurangi ketergantungan produk kesehatan impor.

"Saat pandemi kemarin terasa sekali, cari masker susah, APD susah. Untuk memastikan adanya kemandirian alat kesehatan dalam negeri, kita melakukan transformasi kesehatan utamanya pilar ketiga yakin transformasi ketahanan sistem kesehatan, jadi kalau ada pandemi lagi kita tidak bergantung dengan negara lain,” kata dia.

Melalui transformasi ini, lanjut Menkes. Perlahan Indonesia mampu memproduksi alat-alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan nasional. Kendati baru mampu menghasilkan alat-alat kesehatan berteknologi rendah, Menkes berharap industri kesehatan Indonesia terus berkembang, sehingga nantinya mampu memproduksi alkes berteknologi tinggi.

“Sekarang kita udah mulai, semua alkes kalau bisa diproduksi di dalam negeri. Ini salah satu inisiatifnya mulai dari tempat tidur, infuse pump, meja bedah, bed monitor. Dulu bayangkan masker dan APD saja susah. Untuk itu, kita bangun ini pelan-pelan,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement