Menurut Hasto, ketidaksiapan itu terjadi karena adanya perkawinan dini dan gangguan mental emosional (emotional mental disorder) yang diderita pada masa remaja. Akibatnya, banyak perempuan yang telanjur memiliki anak dan menjadi janda pada usia mudanya dengan kondisi yang cukup memprihatinkan, yakni berada di batas ekonomi miskin dan pendidikannya yang rendah.
"Kalau khusus perceraian JUS tadi kami belum memiliki angkanya, tapi sekarang ini setiap 1.000 perempuan, itu yang sudah pernah hamil dan melahirkan di usia 15 sampai 19 tahun setiap 1.000-nya kurang lebih ada 20 perceraian," ujar Hasto.
Hasto juga menyayangkan bahwa fenomena JUS muncul karena rendahnya pengetahuan kesehatan reproduksi di dalam penduduk Indonesia. Padahal, usia seorang anak mengakui sudah melakukan seks kini semakin maju yaitu usia 14-15 tahun.
"Itu yang berbahaya. Pengetahuannya belum maju, tapi usia seksnya maju," ucap Hasto.