REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Sejak diluncurkan pada 2 November 2021, transportasi massal Biskita Transpakuan Kota Bogor terus menunjukkan perkembangan. Hingga 24 Juli 2022, load factor atau muatan penumpang mencapai 90,80 persen.
“Hingga 24 Juli 2022, jumlah penumpang BISKITA mencapai 360.342 orang dengan load factor 90,80 persen,” ujar Direktur Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Tatan Rustandi, dalam keterangannya, Jumat (19/8).
Sebagai perbandingan, dari data yang dimilikinya, pada November 2021, jumlah penumpang mencapai 69.236 orang dengan load factor 57 persen. Di Juni 2022 penumpang bus tercatat sebanyak 448.595 orang dengan load factor 90,56 persen.“Dari bulan ke bulan, tren jumlah penumpang dan load factor terus naik,” tambah Tatan.
Ia menjelaskan, load factor dalam hal ini adalah perbandingan antara kapasitas terisi dengan kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang dinyatakan dalam persen (%). Dengan angka mendekati 100 persen, Tatan menyimpulkan, bisa dikatakan masyarakat kota Bogor sangat meminati layanan Biskita Transpakuan.
Hingga saat ini, Biskita Transpakuan melayani empat koridor di kota Bogor dengan total sebanyak 49 armada. Tatan menyebutkan, konsep Bus Rapid Transit (BRT) pada layanan angkutan umum ini dihadirkan dengan standar pelayanan dan keamanan jauh lebih baik dibandingkan angkutan konvensional.
“Untuk menjamin keselamatan dan keamanan pengguna, bus ini dilengkapi dengan internet of things (IOT). Teknologi mutakhir ini tak hanya menyediakan kamera pengawas dan pelacakan GPS, statistik jumlah penumpang dan load factor pun terekam dengan baik. Pelacakan GPS membuat pencarian lokasi bus termonitor dengan baik,” jelasnya.