REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Menyambut musim tanam rendeng (penghujan) pada Oktober-Maret (Okmar) 2022/2023, PT Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi. Pengawasan pun akan dilakukan dalam pendistribusiannya.
SVP PSO Wilayah Barat Pupuk Indonesia, Agus Susanto, menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan petani di wilayah Jabar, Banten, dan DKI Jakarta pada Okmar 2022/2023, pihaknya telah menyiapkan 113.856 ton pupuk subsidi. Dia mengungkapkan, stok pupuk bersubsidi tersebut melebihi batas ketentuan yang ditetapkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag).
"Jadi nanti, stok ini, kita siapkan untuk alokasi Oktober-Maret, sekarang kan lagi panen, sekitar September sampai Oktober mulai tanam kembali," kata Agus, dalam acara media gathering di Kabupaten Indramayu, Jumat (19/8/).
Agus menyebutkan, stok yang berjumlah 113.856 ton itu setara dengan 372 persen dari ketentuan pemerintah yang berjumlah 32.935 ton. Seluruh stok itu berada di Lini I (gudang produsen) hingga Lini III (gudang kabupaten dan distributor). Adapun rinciannya, pupuk Urea 70.479 ton, dan pupuk NPK 43.376 ton.
Dalam kesempatan itu, Agus juga sempat menyambangi Gudang Lini III di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu. Gudang tersebut dikelola anak usaha Pupuk Indonesia, yaitu PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC).
Agus menyebutkan, stok di Gudang Lini III di seluruh Kabupaten Indramayu berjumlah 9.392 ton. Terdiri dari Urea sebanyak 6.942 ton dan NPK 2.450 ton per tanggal 18 Agustus 2022.
"Alokasi di Indramayu ini sekitar 70 ribu ton setahun, minimal untuk stok pupuk itu kurang lebih 3.000 ton untuk satu bulan," ucap Agus.
"Sementara untuk urea ini, kita punya empat gudang. Di Indramayu, salah satunya Jatibarang ini. Total stok urea hari ini 4.000-an ton. Aman, lebih dari ketentuan yang ditetapkan Permendag," kata Agus.
Khusus penyaluran, ucap dia, seluruh stok pupuk bersubsidi di wilayah Jawa Barat-Banten-DKI Jakarta itu akan didistribusikan kepada 68 Gudang Lini III, yang tersebar di 22 kabupaten dan 19 kota. Penyaluran tersebut melibatkan 190 distributor dan 3.322 kios pupuk lengkap (KPL).
Penyaluran pupuk bersubsidi itu didistribusikan ke semua lini sesuai dengan Surat Keputusan (SK) kepala daerah, sebagai aturan turunan dari Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 41 Tahun 2021.
Pada pertengahan tahun ini, Permentan 41/2021 direvisi menjadi Permentan Nomor 10 Tahun 2022, yang mengatur alokasi pupuk bersubsidi tahun 2022. Proses distribusi pupuk bersubsidi juga dipantau dengan sistem digital yang bernama Distribution Planning & Control System (DPCS).
Sistem itu bisa memantau seluruh pergerakan distribusi hingga jumlah stok pupuk bersubsidi di gudang. Digitalisasi menjadi salah satu upaya Pupuk Indonesia memastikan distribusi pupuk berjalan dengan baik dan sesuai aturan.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga mengimbau seluruh distributor dan pemilik kios resmi untuk selalu mengikuti ketentuan pemerintah dalam mendistribusikan pupuk bersubsidi.
Pupuk Indonesia tidak akan segan untuk menindak tegas distributor juga secara berkala berkoordinasi dengan KP3 dan terus memperkuat proses pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi. Mulai dari pabrik (Lini I), gudang tingkat provinsi (Lini II), gudang tingkat kabupaten (Lini III), hingga ke kios-kios resmi di tingkat desa (Lini IV).
Sejumlah pekerja sedang mengangkut pupuk urea bersubsidi di Gudang Lini III Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jumat (19/8/2022). Dari data per 18 Agustus 2022, PT Pupuk Indonesia sudah menyalurkan 703.029 ton pupuk bersubsidi ke seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten.