Senin 15 Aug 2022 10:07 WIB

Hasan Nasbi: Visi-Misi KIB di Tengah Ajang Lenggak-lenggok Politik

KIB akan menggelar konsolidasi dan pemaparan visi misi di Jawa Timur.

 Hasan Nasbi: Visi-Misi KIB di Tengah Ajang Lenggak-lenggok Politik. Foto: Founder Cyrus Network, Hasan Nasbi.
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Hasan Nasbi: Visi-Misi KIB di Tengah Ajang Lenggak-lenggok Politik. Foto: Founder Cyrus Network, Hasan Nasbi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) meluncurkan visi-misi dan program kerja bersama, kemarin (14/8/2022) di Surabaya. Menanggapi hal itu, pengamat politik dan founder Cyrus Network, Hasan Nasbi berpendapat. Hal itu adalah sebuah kemajuan, karena selama ini koalisi kerap dibentuk di detik-detik akhir tanpa punya kesempatan untuk merumuskan visi misi dan program kerja bersama.

"Ikatan mereka selama ini hanya selembar kertas MOU beberapa jam atau beberapa hari menjelang pendaftaran. Atau ikatan karena mendukung calon populer tertentu saja," ungkap Hasan.

Baca Juga

Kali ini, terlihat ada partai politik mau berbenah dan bergerak maju seperti partai politik di negara modern. "Kesepakatan mereka bukan sekadar figur atau selembar kertas kerjasama, melainkan kesamaan pandangan dan program kerja yang dituangkan tertulis sehingga bisa juga dievaluasi juga oleh masyarakat luas" katanya 

Menurut Hasan apa yang dilakukan KIB ini memang tidak populer. Paling tidak belum populer di Indonesia di tengah hasrat tokoh-tokoh politik untuk menjadi populer dengan cara remeh temeh dan tidak ada hubungannya dengan kepemimpinan.

Namun Hasan menilai, masyarakat harus mendukung terobosan ini. Sebab ini yang akan menjadi ikatan antara masyarakat, Parpol dan Capres mereka.  Ini yang akan dikoreksi dan dipertengkarkan di publik 1.5 tahun mendatang, bukan lagi pertengkaran identitas dan hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan kemajuan bangsa. Malah merusak kerukunan bangsa.

"Politik gagasan ini diharapkan menggeser politik lenggak lenggok atau politik catwalk. Sebab kita harus mencari pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan kita, bukan sekadar pemimpin yang memenuhi dahaga publik untuk mendapatkan hiburan," kata Hasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement