Senin 15 Aug 2022 06:46 WIB

Politik Gagasan yang Ditawarkan KIB Dinilai Fundamental

KIB menawarkan politik berbasis ide dan gagasan.

Penyampaian visi-misi KIB di Surabaya, Ahad (14/8/2022).
Foto: Dok Republika
Penyampaian visi-misi KIB di Surabaya, Ahad (14/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi mengatakan, politik berbasis ide, gagasan dan rasionalitas program, seperti yang ditawarkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), adalah hal yang sangat penting dan fundamental.

"Mengapa demikian,  jelang 2024 setidaknya setahun terakhir ini.  Kita dipertontonkan dengan prosesi politik elektoral yang hanya menekankan pada popularitas, elektabilitas,  tanpa kekuatan ide dan gagasan," kata Airlangga saat memberi tanggapan atas penyampaian visi-misi KIB di Surabaya, Ahad (14/8/2022).

Baca Juga

Ketika politik hanya didorong oleh elektabiltas, popularitas saja, maka sangat memungkinkan munculnya politik identitas, polarisasi identitas, dan politik pencitraan.

Politik identitas atau polarisasi identitas dan pencitraan politik , menurut Airlangga adalah sihir politik bagi rakyat indonesia. 

"Saya bilang itu adalah sihir politik, karena hanya memperdaya, merayu dan memikat.  Tapi memecah belah, tidak memberikan manfaat apa-apa bagi rakyat indonesia dan juga ekslusif, tidak inklusif" imbuhnya

Airlangga menambahkan, " Kita membutuhkan tongkat nabi musa untuk menghadapinya, yaitu rasionalitas, ide, gagasan, program.Sesuatu yang inklusif di mana semua warga Indonesia bisa terlibat di dalamnya, tidak memecah belah dan bisa menyehatkan masa depan rakyat Indonesia".

Airlangga beranggapan, momen politik KIB ini adalah bagian dari _rediscovery for our politicall way_, atau penemuan kembali jalur politik kita. 

"Karena republik ini adalah Republik Indonesia yang dibangun oleh akal budi. Republik yang dibangun oleh intelektualitas, kebijaksanaan, dan semangat untuk bekerja. Oleh karena itu ide dan gagasan menjadi sesuatu hal yang utama untuk diperjuangkan,"  ujarnya.

Ke depan upaya memilih pemimpin Indonesia memang harus dengan mengusung ide, gagasan dan rasionalitas. "Kita tidak hanya memilih pemimpin yang memiliki konstituen besar,  tapi kita memilih pemimpin yang layak untuk memimpin Republik  Indonesia," imbuhnya.

Tahapan selanjutnya yang  harus diperjuangkan lebih dalam oleh KIB menurut Airlangga adalah, memperkuat kualitas demokrasi.  Menjelang Pemilu 2024, KIB harus mengajak elit politik dan siapapun yang ingin menjadi presiden, dipertemukan dan diuji secara kritis oleh rakyat, masyarakat sipil, intelektual dan akademisi. 

"Saya berharap,  ide, gagasan, rasionalitas yang menjadi prinsip visi dan misi KIB ini bisa menjadi matahari kesadaran dari politik indonesia, menjadi pohon beringin yang meneduhkan yang akarnya kuat di bumi indonesia dan selanjutnya menjadi kiblatnya arah Republik Indonesia," pungkas Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement