REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon segera menggelontorkan beras ke pasaran. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi tingginya harga beras di pasaran, seiring tingginya harga gabah di tingkat petani.
Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Budi Sultika, menjelaskan, beras yang digelontorkan Bulog Cirebon ke pasaran itu merupakan beras jenis medium. Beras tersebut dikemas dalam kemasan lima kilogram. Adapun harganya Rp 8.300 per kilogram.‘’Untuk harga eceran tertingginya Rp 9.450 per kilogram,’’ kata Budi, Ahad (14/8/2022).
Adapun jumlah beras medium yang sudah mereka persiapkan untuk digelontorkan ke pasaran itu sebanyak sepuluh ton. Budi mengungkapkan, para petani di sejumlah daerah telah memasuki masa panen gadu (kemarau). Meski areal panen semakin meluas, namun harga gabah justru mengalami kenaikan.
Untuk harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani, saat ini di kisaran Rp 5.300 - Rp 5.500 per kilogram. Bahkan, adapula petani yang memilih untuk menyimpan sebagian hasil panennya. Mereka hanya menjual gabah sedikit demi sedikit karena lamanya rentang waktu menuju musim tanam rendeng (penghujan).
Kondisi itu dinilai bisa berdampak pada berkurangnya pasokan beras di pasaran. Dampaknya, bisa memicu kenaikan harga beras. Untuk itulah, penggelontoran beras medium ke pasaran dilakukan oleh Bulog. Dengan penggelontoran itu, masyarakat diharapkan bisa membeli beras dengan harga terjangkau. Di sisi lain, untuk pembelian gabah ke petani, untuk sementara dihentikan karena tingginya harga gabah.‘’Bulog saat ini mengamankan dari sisi konsumen. Pasokan ke pasar diamankan oleh Bulog,’’ tukas Budi.
Budi menyebutkan, stok beras yang dimiliki Bulog Cirebon saat ini cukup hingga tahun depan. Stok beras tersebut tersebar di sepuluh gudang yang ada di wilayah kerja Bulog Cirebon.‘’Total stok beras yang kami miliki ada 95 ribu ton,’’ kata Budi.