Ahad 14 Aug 2022 19:20 WIB

Samosir Luncurkan Program Pangula Nature Tingkatkan Pertanian

Program ini menandai percepatan perubahan pertanian ke arah yang lebih baik.

Pekerja memproduksi pupuk kompos dari sampah organik (ilustrasi). Pemkab Samosir, Sumatra Utara, meluncurkan program Pangula Nature yang merupakan terobosan baru dalam meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan petani di Kabupaten Samosir.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Pekerja memproduksi pupuk kompos dari sampah organik (ilustrasi). Pemkab Samosir, Sumatra Utara, meluncurkan program Pangula Nature yang merupakan terobosan baru dalam meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan petani di Kabupaten Samosir.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGURURAN -- Pemkab Samosir, Sumatra Utara, meluncurkan program Pangula Nature yang merupakan terobosan baru dalam meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan petani di Kabupaten Samosir.

Bupati Samosir Vandiko Gultom mengatakan, pola Pangula Nature untuk peningkatan kesejahteraan petani dan menciptakan sistem pertanian yang ramah lingkungan.

Baca Juga

Petani melalui kelompok tani akan dibina membuat pupuk dan pestisida organik, sehingga petani tidak lagi tergantung dengan pupuk kimia yang semakin langka. Selain itu, pengusaha ikan dan ternak juga akan dibekali dan dibina untuk membuat pakan organik.

"Program ini sebagai tanda percepatan pelaksanaan perubahan pertanian ke arah yang lebih baik. Meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi pencemaran lingkungan dan mencegah degradasi lahan," tambah Vandiko.

Pangula Nature dengan motto "Bertani Selaras Alam" dengan berbagai terobosan, membina dan mendampingi petani dalam pembuatan dan pemakaian pupuk dan pestisida organik, pengaturan pola tanam serentak dengan kajian ilmiah dan kearifan lokal, pembuatan dan penggunaan pakan organik, pembentukan kelompok tani peduli api.

Plt. Kadis Ketapang dan Pertanian Kabupaten Samosir, Tumiur Gultom, menjelaskan Pangula Nature merupakan tindak lanjut kerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Medan dan Universitas Nomensen. Untuk pola tanam serentak akan dijalin kerja sama dengan BMKG.

Selain itu, dibutuhkan peran tokoh adat mengkaji kearifan lokal, termasuk kapan menabur benih, ritual kearifan lokal yang tidak menyalahi kepercayaan.

Pengembangan pertanian juga akan dikemas menjadi sebuah eko dan agrowisata dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Samosir.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement