REPUBLIKA.CO.ID, SELONG -- Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mendapatkan bantuan dari Bank Dunia pada 2022 untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di daerah setempat.
"Total dana bantuan yang diberikan itu Rp151 miliar," kata Bupati Lombok Timur M Sukiman Azmy saat rapat penanganan dampak kekeringan di kantor bupati setempat yang dikutip dari keterangannya di Selong, Sabtu (13/8/2022).
Ia mengatakan penyaluran bantuan dana dari Bank Dunia tersebut dilakukan dalam dua tahap dan akan dimulai dilaksanakan di 2022. Bantuan tersebut diharapkan dapat mengatasi persoalan air bersih di wilayah Kabupaten Lombok Timur khususnya di bagian selatan yang selalu terdampak saat musim kemarau terjadi.
"Di 2023 mendatang dropping(penyaluran) air bersih tidak lagi diperlukan," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lombok TimurMarhabanoptimistis proyek penyediaan air bersih dengan dana bersumber Bank Dunia tersebut sudah dapat dimanfaatkan pada Januari 2023.
"Tahun depan sudah bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat," katanya.
Ia mengakui adanya kendala dalam rencana program pengelolaan bantuan dana dari Bank Dunia yaitu lokasi reservoir yang berada di lahan rawa, sehingga perencanaan lebih rinci atau harus dilakukan penyesuaian kembali.
"Ketersediaan air bersih menjadi salah satu fokus kita di samping infrastruktur seperti jalan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut delapan kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) berstatus siaga bencana kekeringan meteorologi akibat musim kemarau 2022.
Sejumlah kecamatan di Lombok Timur mulai melaporkan kekurangan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur. Tujuh kecamatan yang telah mulai terdampak kekeringan dan sudah mengajukan distribusi air minum untuk masyarakatnya di antaranya Jerowaru, Keruak, Sambelia, Suwela, Aikmel, dan Lenek.