REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Masyarakat dua dari enam wilayah kecamatan rawan bencana kekeringan di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, sudah mengajukan bantuan air bersih memasuki musim kemarau tahun ini.
"Dua wilayah kecamatan itu, yakni Wonosamodro dan Kemusu yang sudah kesulitan air bersih pada musim kemarau bulan ini," kata Kepala BPBD Kabupaten Boyolali, Widodo Munir, di Boyolali, Jumat (12/8/2022).
BPBD Boyolali hingga kini sudah melakukan droping air bersih di wilayah Kemusu dan Wonosamodro sebanyak 10 tangki untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari masyarakat di daerah itu.
"Kami sudah melakukan pengiriman 10 tangki air bersih ke daerah itu. Yang penting ada laporan dan informasi masyarakat RT atau Kepala Desa mengirim surat langsung, akan ditindaklanjuti," kata Widodo.
BPBD sesuai Surat Keputusan (SK) Bupati Boyolali No.360/551/2022, intinya Boyolali sudah siaga keadaan darurat bencana kekeringan.Dari hasil pemetaan daerah yang dinyatakan sebagai daerah bencana kekeringan meliputi Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu, Musuk, dan Tamansari.
Kendati demikian, kata Widodo, namanya bencana itu tidak mengenal wilayah administratif, kalau memang ada daerah lain yang barangkali mengalami kekurangan air bersih prinsipnya BPBD tetap membantu penyediaan atau pengiriman air bersih.
BPBD Boyolali dalam menghadapi bencana kekeringan di wilayahnya dengan menyediakan anggaran sekitar Rp125 juta atau diperkirakan sebanyak 200 tangki air yang disediakan tahun ini.
"Namun, BPBD juga bekerja sama dengan lembaga masyarakat dan dunia usaha. Jadi kami juga ada dari dana abadi peduli masyarakat sudah menyiapkan 100 tangki air bersih," kata Widodo.
Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Boyolali juga sudah menyatakan siap membantu, BUMN dan BUMD Boyolali juga sudah siap. Bantuan air ke daerah bencana kekeringan intinya sudah ada dan mencukupi.
Peta bencana kekeringan di Boyolali cukup luas, tentunya tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat seluruhnya, pada saat musim hujan. Namun, yang penting minimal bisa memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari masyarakat di daerah bencana.