Sabtu 06 Aug 2022 20:41 WIB

Rumah Sehat untuk Semua: Jawaban Atas Kemiskinan Kota?

Rumah Sehat ini ikhtiar memberikan layanan kesehatan gratis bagi kaum dhuafa.

Pejalan kaki melintas di depan Rumah Sehat Untuk Jakarta (RSUD) Tarakan, Cideng, Jakarta, Kamis (4/8/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengganti istilah rumah sakit umum daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat Untuk Jakarta dan akan menerapkan pada 31 rumah sakit milik pemerintah yang ada di Ibukota untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap rumah sakit.
Foto:

Pengentas Kemiskinan Kota

Rumah Sehat yang dibangun DD awalnya merupakan sebuah inovasi sosial yang dilakukan berbagai pihak untuk memberikan layanan holistik dalam artian meliputi seluruh aspek kesehatan masyarakat. Termasuk memberikan layanan pemberdayaan kesehatan masyarakat yang inklusif yang tidak hanya menekankan aspek kuratif dan rehabilitatif, tapi bersama dengan fasilitas layanan kesehatan lainnya juga melakukan aspek promotif dan preventif.

Pandemi Covid-19 semakin menyadarkan kita bahwa kesehatan fisik dan psikis masyarakat adalah aset yang dapat meningkatkan produktivitas ekonomi sebuah bangsa. Tak ada pertumbuhan ekonomi yang sukses jika masyarakatnya banyak yang sakit.

Dengan semakin padatnya penduduk yang tinggal di perkotaan, kehadiran Rumah Sehat dan fasilitas kesehatan lainnya semakin diperlukan untuk menjaga aset ini. Lingkungan yang padat dengan sanitasi, ventilasi dan pengelolaan limbah rumah tangga yang kurang memadai dapat menjadi permasalahan kesehatan yang serius. Karenanya, Rumah Sehat dan fasilitas kesehatan masyarakat lainnya harus dapat menjawab tantangan ini.

Sebagian besar pelaku perekonomian atau pekerja di sektor informal tidak memiliki jaring pengaman sosial (social safety net) yang mencukupi, seperti asuransi kesehatan atau layanan lainnya.

Jika sakit dan tidak bekerja, para pekerja sektor informal di perkotaan ini tidak memiliki penghasilan sehingga rentan menjadi dhuafa. Karena itu diperlukan institusi yang memberikan jaring pengaman sosial. Rumah Sehat menjadi salah satu solusinya. Lebih lanjut, Rumah Sehat juga dapat berperan dalam pemberdayaan masyarakat perkotaan. Baik dalam pemberdayaan kesehatan atau ekonomi.

Permasalahan sosial ekonomi pasca-pandemi seperti inflasi yang kian menanjak dapat menyebabkan naiknya harga bahan makanan dapat menambah jumlah keluarga dhuafa. Hal ini dapat membuat permasalahan gizi bagi banyak keluarga di Indonesia. Tanpa gizi yang baik, sulit rasanya mengembangkan sumber daya manusia Indonesia.

Pemberdayaan kesehatan melalui model ketahanan pangan masyarakat dengan pertanian perkotaan (urban farming) untuk sayur mayur, apotek hidup, dan budidaya sumber protein hewani dengan skala keluarga atau komunitas, seperti budidaya ikan dalam ember atau kolam buatan (budikdamber/budikolbu) perlu terus menerus dikembangkan.

Rumah Sehat pun dapat berperan besar dalam penanggulangan bencana perkotaan (urban disaster management). Selain mengobati dan menyembuhkan, Rumah Sehat dan fasilitas layanan kesehatan lainnya perlu melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan terjadinya bencana kesehatan seperti Covid-19, Demam Berdarah Dengue (DBD), atau penyakit lainnya.

Rumah Sehat juga dapat berperan besar jika terjadi krisis kesehatan saat tanggap darurat bencana alam, konflik sosial di perkotaan, atau peristiwa kebakaran. Juga membangun sistem, alur penanganan dan kesiapsiagaan masyarakat perkotaan jika terjadi bencana melalui kolaboraksi multipihak dalam memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat dan membangun negeri.

Atas dasar pemikiran itulah, saat ini layanan kesehatan Dompet Dhuafa juga berkolaborasi dalam kesiapsiagaan krisis kesehatan termasuk terlibat aktif di Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.  Rumah Sehat menjadi salah satu pilar Germas yang juga memperhatikan aspek pencegahan dan menguatkan gaya hidup bersih dan sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement