REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aksi mogok massal pelaku pariwisata yang menghentikan seluruh aktivitas pelayanan pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat akan dilakukan selama satu bulan terhitung mulai 1 Agustus 2022. Hal itu sebagai imbas dari kenaikan tarif baru Paket Wisata Pulau Komodo dan Pulau Padar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemkab Manggarai Barat menjamin keamanan wisatawan selama berada di Labuan Bajo.
“Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh pihak untuk bisa mengkondisikan keamanan teman-teman wisatawan yang hari ini hingga beberapa hari ke depan datang ke Labuan Bajo,” kata Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (2/7/2022).
Dia menjelaskan ketersedian kapal juga dipastikan tetap ada. Endi memastikan sudah berkoordinasi dengan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) untuk menyiapkan kapal perbantuan bagi wisatawan yang akan menuju ke pulau.
“Kami pastikan semuanya aman,” tutur Endi.
Endi menegaskan tiga poin penting atas rencana aksi mogok para pelaku pariwisata di Manggarai Barat, yaitu penyampaian aspirasi seluruh Warga Negara Indonesia merupakan hal yang dijamin oleh Undang-undang. Lalu kedua Manggarai Barat sebagai tempat yang ramah, aman, dan nyaman untuk dikunjungi dan menjamin keamanan seluruh wisatawan yang menginap di hotel maupun yang berlayar ke objek wisata termasuk menjamin keamanan di lokasi objek wisata.
Lalu ketiga yakni menindak tegas pelanggaran hukum, baik rencana anarkis hingga tindakan boikot kepentingan umum. Begitu juga jika melakukan tindakan hukum yang nyata.
Endi menuturkan aksi tanggap darurat di Labuan Bajo melibatkan peran banyak pihak. “Selain dari segi pengawalan keamanan, fasilitas transportasi publik juga disediakan untuk mengantisipasi ketiadaan transportasi dalam kota bagi wisatawan yang kesulitan mengakses transportasi umum karena sebagian besar pelaku wisata menjalankan aksi mogok,” ungkap Endi.
Pemkab Manggarai Barat melalui Dinas Perhubungan bersama BPOLBF menyiapkan dua unit bus Damri dan empat unit kendaraan kecil di kawasan bandara. Fasilitas tersebut disiapkan untuk mengangkut wisatawan yang kesulitan mengakses jasa transportasi ke tempat tujuan mereka baik menuju hotel, maupun ke tempat tujuan lainnya.
Sementara itu, General Manager ASDP Labuan Bajo, Marsadik menjelaskan, ASDP menyiapkan dua unit kapal perbantuan. Semua kapal tersebut memiliki kapasitas masing-masing kapal kecil dengan kuota 80 orang dan kapal besar dengan kuota 300 orang.
“Kedua kapal perbantuan ini kami siapkan sebagai bagian dari aksi tanggap darurat untuk menjamin kenyamanan wisatawan yang selama Agustus ini sudah menjadwalkan perjalanannya ke Labuan Bajo dengan rute perjalanan ke tiga pulau,” ucap Marsasik.
Marsasik memastikan kapal tersebut hanya untuk perbantuan selama masa aksi mogok masih berlangsung dan jika memang ada permintaan dari wisatawan. Minimal dengan pemenuhan kuota 50 orang untuk kapal kecil dan 150 orang untuk kapal besar sipastikan bisa berlayar.
Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengajak wisatawan untuk tetap tenang dan tidak perlu khawatir untuk berkunjung ke Labuan Bajo. Shana memastikan respons cepat Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan Pemerintah Provinsi NTT yang berkoordinasi dengan seluruh pihak mulai dari Polres, TNI, Satpol PP, Dishub, ASDP, Pelni, dan institusi pemerintah lainnya untuk mengawal keamanan wisatawan yang datang ke Labuan Bajo.
“Untuk teman-teman yang sudah menjadwalkan kunjungan ke Labuan Bajo jangan khawatir, Labuan Bajo aman untuk dikunjungi. Seluruh pihak dari otoritas setempat di Labuan Bajo maupun masyarakat menjamin keamanan dan kenyamanan teman-teman semua berwisata di Labuan Bajo,” kata Shana.