Selasa 02 Aug 2022 19:19 WIB

Kemensos Duga Beras Dikubur di Depok Bukan Bantuan Presiden

Inspektorat Jenderal Kemensos telah meninjau tempat penimbunan itu selama dua hari.

Rep: Febryan A/ Red: Ilham Tirta
Warga menunjukkan penemuan beras diduga bansos presiden di Kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat (31/7/2022). Penemuan barang diduga bansos presiden untuk warga terdampak COVID-19 yang tertimbun di dalam tanah itu terungkap setelah ahli waris pemilik lahan melakukan penggalian menggunakan alat berat dan tengah ditangani Polrestro Depok.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Warga menunjukkan penemuan beras diduga bansos presiden di Kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat (31/7/2022). Penemuan barang diduga bansos presiden untuk warga terdampak COVID-19 yang tertimbun di dalam tanah itu terungkap setelah ahli waris pemilik lahan melakukan penggalian menggunakan alat berat dan tengah ditangani Polrestro Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) menduga temuan beras yang terkubur di lahan kosong di Kota Depok, bukanlah sembako bantuan presiden (banpres). Hal ini diketahui berdasarkan hasil penelusuran lapangan oleh Inspektorat Jenderal Kemensos pada Senin (1/8/2022) dan hari ini.

Inspektur Jenderal Kemensos, Dadang Iskandar mengatakan, dirinya dan tim sudah mengecek langsung ke lokasi kuburan beras itu. Di sana, Dadang menemukan dua jenis karung beras, yakni karung beras 20 kilogram dan 5 kilogram.

Baca Juga

Menurut Dadang, beras banpres hanya kemasan 20 kg. Tapi, karung beras 20 kg di lokasi penimbunan beda dengan karung yang digunakan untuk sembako banpres. Sebab, beras banpres kemasan 20 kg yang disalurkan pada 2020, semuanya memiliki stiker bertuliskan 'Bantuan Presiden Melalui Kemensos'.

"Sedangkan tadi (di lokasi penimbunan) tidak ditemukan. Tadi saya ke lapangan liat barang-barang tersebut, strikernya tidak ada," kata Dadang saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Kendati demikian, Dadang belum berani memastikan beras yang dikubur itu bukan sembako banpres. Dia menyebut temuan tersebut masih sebatas dugaan.

Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan, temuan karung beras di Depok itu beda dengan karung beras banpres masih sebatas dugaan. Bisa saja timbunan beras itu memang sembako banpres, tapi stikernya dicabut terlebih dahulu sebelum dikubur.

"Kita kan tidak tahu saat pemusnahan (penimbunan) itu, labelnya diambil atau diganti, kita belum kan, belum tahu," ujar Risma dalam kesempatan sama.

Risma mengatakan, kasus ini masih ditelusuri oleh dua tim, yakni tim Inspektorat Kemensos dan tim dari Bareskrim Polri. Kepala Satgas Pangan Bareskrim Polri, Komisaris Besar Eka Mulyana mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kasus ini.

Beberapa hari lalu, warga menemukan beras banpres dikubur di lahan kosong Kampung Serab, Kota Depok. Video penemuan itu menghebohkan jagat maya pada Ahad (31/7/2022).

Lahan kosong itu diketahui biasa dipakai JNE Express sebagai tempat parkir. Lokasi penemuan itu kini telah dibatasi garis polisi. Tampak di sana ada sejumlah karung beras tertumpuk dan hancur hingga berasnya berserakan.

VP of Marketing JNE Express Eri Palgunadi mengatakan, beras itu ditimbun karena sudah dalam kondisi rusak. Ia mengeklaim tak ada pelanggaran prosedur dalam aksi penimbunan tersebut, karena sesuai dengan perjanjian antara pihaknya dan pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement