Selasa 02 Aug 2022 16:14 WIB

Gerindra dan PKB Serius Berkoalisi: Daftar Bareng ke KPU, Lalu Deklarasi

Koalisi Gerindra-PKB dinilai akan jadi ikon baru kekuatan nasionalis-religius.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) usai melakukan pertemuan di Kertanegara, Jakarta, Sabtu (18/6/2022). Dalam pertemuan tersebut, Gerindra dan PKB bersepakat bekerja sama menyiapkan Pileg, Pilpres dan Pilkada di Pemilu 2024 mendatang.
Foto:

Direktur Eksekutif TRUST Indonesia Consulting Azhari Ardinal menilai  wacana koalisi antara Gerindra dan PKB bakal menjadi warna baru dalam konstelasi politik nasional. Bahkan, menurutnya kerja sama dua partai tersebut, akan menjadi ikon baru kekuatan nasionalis-religius pada Pemilu 2024.

“Ini merupakan langkah cerdik dari Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto maupun Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar, untuk menyatukan kekuatan nasionalis-religius dalam satu poros kerja sama politik," kata Azhari, Ahad (31/7/2022).

Azhari menuturkan, bahwa dalam sejarah politik Indonesia terminologi nasionalis dan religius sering digunakan untuk menggambarkan dua identitas yang mewakili mayoritas rakyat Indonesia. Pada masa lalu, misalnya, nasionalis sering digunakan untuk menggambarkan kaum abangan dan religius untuk menggambarkan kaum santri.

“Meskipun dewasa ini identitas tersebut tidak lagi mengemuka namun harus diakui pada dasarnya akar identitas politik rakyat Indonesia tidak bisa dilepaskan dari dua kekuatan besar tersebut," jelasnya. 

Jika dilihat dari platform partai politik, lanjut Azhari, Gerindra bisa dikategorikan menjadi representasi nasionalis, sementara PKB berangkat dari nilai-nilai religius. Azhari melanjutkan, jika Gerindra dan PKB bisa memformalkan kerja sama politik mereka dalam waktu dekat, mereka bisa menjadi dua kekuatan politik pertama yang menggabungkan kekuatan politik nasionalis-religius dalam satu koalisi politik. 

"Bersatunya Gerindra-PKB bisa menjadi ikon baru, setelah selama ini banyak partai yang mengaku nasionalis-religius tapi sekadar klaim tanpa didukung dengan fakta sosiologis di lapangan," bebernya.

Terkait dengan Piagam Deklarasi Koalisi yang digagas oleh Gerindra dan PKB, kata Azhari, juga merupakan suatu terobosan menarik. Karena piagam tersebut kata dia, merupakan sarana untuk kembali mendapatkan kepercayaan publik terhadap partai politik.

Lebih lanjut Azhari menuturkan, bahwa melalui piagam deklarasi koalisi yang memuat butir-butir dasar kesepakatan kerja sama, merupakan upaya Gerindra dan PKB untuk mengembalikan trust publik kepada partai politik sebagai jembatan aspirasi rakyat dalam mempengaruhi arah kebijakan nasional.

"Harus diakui kian lama demokrasi kita semakin pragmatis sehingga rakyat tidak peduli dengan tawaran gagasan dan program dari partai politik, padahal hanya melalui gagasan dan program inilah ide tentang kesejahteraan rakyat bisa diwujudkan," tutur Azhari.

Azhari juga menilai, kerja sama Gerindra dan PKB berpotensi membuat kejutan dalam Pemilu 2024. Apalagi dua partai ini sama-sama memiliki figur kuat pada diri masing-masing ketua umumnya.

Sosok Prabowo Subianto maupun Abdul Muhaimin Iskandar sangat potensial untuk dipasangkan sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden yang akan diusung Gerindra-PKB dalam Pemilu 2024.

"Kombinasi Pak Bowo dan Gus Muhaimin ini cukup lengkap. Mereka adalah kombinasi militer-sipil, tokoh senior-junior, sama-sama ketua umum partai yang mempunyai coat tail effect, dan nasionalis-santri. Kita tunggu saja keputusan Gerindra-PKB. Kalau benar-benar mengusung Pak Bowo-Gus Muhaimin, pasangan ini punya potensi besar," terangnya.

 

photo
Empat Tantangan Partai Islam - (infografis republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement