Jumat 29 Jul 2022 23:12 WIB

Kalteng Dorong IKM Kembangkan Tujuan Ekspor ke Negara Nontradisional

Yakni negara potensial secara ekonomi dan prospektif sebagai tujuan pasar bagi RI.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pegawai menata tas berbahan dasar rotan hasil industri kecil menengah (IKM) yang dipasarkan di Central Borneo Souvenir, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (28/8/2020). Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mendorong pelaku industri kecil menengah (IKM) mengembangkan pasar tujuan ekspor yang baru khususnya kepada negara-negara nontradisional.
Foto: Antara/Makna Zaezar
Pegawai menata tas berbahan dasar rotan hasil industri kecil menengah (IKM) yang dipasarkan di Central Borneo Souvenir, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (28/8/2020). Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mendorong pelaku industri kecil menengah (IKM) mengembangkan pasar tujuan ekspor yang baru khususnya kepada negara-negara nontradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mendorong pelaku industri kecil menengah (IKM) mengembangkan pasar tujuan ekspor yang baru khususnya kepada negara-negara nontradisional. Yakni negara potensial secara ekonomi dan prospektif sebagai tujuan pasar bagi Indonesia.

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kalteng Leonard S Ampung di Palangka Raya, Jumat (29/7/2022), mengatakan, melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin), Pemprov Kalteng memberi pengetahuan dan informasi mengenai tujuan ekspor di negara nontradisional tersebut. "Hal ini sebagai salah satu upaya pemulihan ekonomi nasional, dan Indonesia termasuk Kalteng, merupakan penghasil produk-produk bernilai tinggi," ujar Leonard.

Baca Juga

Untuk itu diperlukan upaya pengembangan pasar baru di luar mitra dagang utama atau negara-negara yang telah memiliki hubungan kerja sama ekonomi kuat serta tujuan pasar ekspor Indonesia selama ini. Berdasarkan data Perdagangan Luar Negeri Kalimantan Tengah, lanjutnya, sektor Mineral dan Batu Bara (Minerba) menempati urutan teratas bersama kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan turunannya sebagai produk ekspor unggulan dalam lima tahun terakhir ini.

Kalteng dari tahun ke tahun selalu berkontribusi positif secara signifikan, sebagai salah satu provinsi penyumbang devisa terbesar bagi negara. Ini dibuktikan dengan melihat Neraca Perdagangan Luar Negeri Kalteng dalam lima tahun terakhir yang selalu surplus di atas 1,5 miliar dolar AS.

Sementara itu, Kepala Disdagperin Kalteng Aster Bonawaty menambahkan, negara-negara nontradisional yang dimaksud, seperti negara-negara yang berada di kawasan timur tengah Asia, maupun di wilayah Afrika. "Jadi pengembangan informasi mengenai negara-negara nontradisional ini yang akan kami optimalkan bersama para pelaku IKM Kalteng yang produknya berorientasi ekspor, sehingga pengembangan pasar bisa kami lakukan optimal," tutur Aster Bonawaty.

Dia menjelaskan, selain produk yang berbasis SDA yakni minerba maupun CPO dan turunannya, Disdagperin terus mendorong pengembangan produk-produk lain yang sifatnya ekonomi kreatif untuk bisa melakukan ekspor dan meningkatkan jangkauannya, seperti sumpit, kayu gaharu, dan lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement