Selasa 26 Jul 2022 23:12 WIB

BRGM Harap Masyarakat Semakin Peduli Terhadap Ekosistem Mangrove

Idealnya, penanaman mangrove pada April sampai Agustus sebelum musim ombak besar.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pelajar menunjukan bibit pohon mangrove di pesisir pantai di Pulau Tidung Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (24/6/2022). Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Hartono Prawiraatmadja berharap masyarakat semakin peduli memelihara ekosistem mangrove dalam peringatan Hari Mangrove Sedunia yang jatuh pada 26 Juli.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pelajar menunjukan bibit pohon mangrove di pesisir pantai di Pulau Tidung Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (24/6/2022). Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Hartono Prawiraatmadja berharap masyarakat semakin peduli memelihara ekosistem mangrove dalam peringatan Hari Mangrove Sedunia yang jatuh pada 26 Juli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Hartono Prawiraatmadja berharap masyarakat semakin peduli memelihara ekosistem mangrove dalam peringatan Hari Mangrove Sedunia yang jatuh pada 26 Juli.

"Semoga pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem mangrove semakin meningkat," kata Hartono di Jakarta, Selasa (26/7/2022).

Baca Juga

Dikatakan, sampai dengan saat ini pelaksanaan rehabilitasi mangrove BRGM dan KLHK selalu dilaksanakan bersama komunitas dan program kerja masyarakat (pokmas) seperti penanaman mangrove dan pelestarian ekosistemnya. Hartono menuturkan kolaborasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan BRGM akan semakin memperkuat upaya pelestarian pengelolaan mangrove ke depan.

Hartono mengatakan salah satu faktor kegagalan tanaman mangrove bertumbuh adalah faktor ketidaksesuaian musim tanam. Idealnya, penanaman mangrove dilakukan sebelum datangnya musim ombak besar yakni April sampai dengan Agustus.

Pada saat ini, untuk penanaman mangrove, akan dipilih lokasi tanam yang relatif aman dan terlindung. Penanaman di lokasi rawan akan dilaksanakan tahun berikutnya pada musim yang lebih kondusif.

Selain penanaman mangrove, upaya lain yang dilakukan untuk rehabilitasi mangrove adalah kegiatan prakondisi sosial ekonomi melalui pengembangan desa mandiri peduli mangrove. Kegiatan lainnya mencakup sosialisasi, edukasi, sekolah lapang dan pengembangan ekonomi produktif berbasis mangrove seperti makanan, kerajinan tangan, dan wisata.

Sekolah lapang meliputi antara lain sekolah lapang rehabilitasi mangrove, sekolah lapang silvofishery tambak ramah lingkungan, dan sekolah lapang tematik ekowisata.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement