Selasa 26 Jul 2022 19:33 WIB

Kembali Tembus 6.000 Kasus, 90 Persen Didominasi Subvarian BA.5

Meski kasus Covid-19 naik, penanganan pandemi disebut Menkes terkendali.

Sejumlah warga berjalan di Alun-Alun Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/7/2022). Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat di luar ruangan karena pandemi COVID-19 masih belum berakhir terutama adanya kenaikan kasus akibat dua subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Rr Laeny Sulistyawati, Dian Fath Risalah

Hari ini laju kasus harian terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia menembus 6.483 orang. Kasus terbanyak ada di DKI Jakarta sebanyak 2.974 kasus.

Baca Juga

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan laju kasus Covid-19 saat ini sedang mengalami tren peningkatan, tapi dengan penanganan pandemi yang lebih baik. "Walau kasusnya lagi agak naik, tapi penanganan pandemi saat ini berjalan baik," katanya, Selasa (26/7/2022).

Dilansir dari laporan harian Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus aktif hari ini menjadi yang tertinggi sejak Mei 2022. Jumlah kasus aktif terendah di Indonesia sebelumnya pernah tercatat total 2.871 kasus pada 30 Mei 2022. Setelahnya, mulai naik seiring bertambahnya angka konfirmasi positif di tanah air.

Budi mengatakan sebanyak 81 persen kasus Covid-19 di Indonesia adalah subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Ia memastikan situasi pandemi di Indonesia masih terkendali, tapi masyarakat diimbau untuk tetap patuh pada protokol kesehatan serta menyegerakan mengakses layanan vaksinasi Covid-19.

Subvarian BA.5 mendominasi penambahan kasus Covid-19 di Indonesia. Bahkan persentase jumlah kasus Covid-19 akibat BA.5 memimpin hingga 90 persen.

"Saat ini yang sudah mendominasi (kasus Covid-19 di Indonesia) adalah subvarian BA.5 yaitu sekitar 90 persen. Kalau subvarian BA.4 hanya sedikit sekitar 35 persen," ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, Selasa (26/7/2022).

Kemenkes mencatat BA.5 mendominasi di antara populasi subvarian di Indonesia. Bahkan, Syahril menyakui kini muncul Omicron subvarian baru yang lain yaitu BA.2.75 yang sampai saat ini baru terdeteksi empat kasus. Namun, ia menegaskan kasus BA.2.75 di Indonesia bersifat ringan.

Terkait gejala BA.4, BA.5 , dan BA.2.75, Syahril menyebutkan hampir sama seperti varian lain seperti Delta yaitu sakit tenggorokan, demam, hingga sesak napas. Ia menambahkan, penularan virus subvarian ini juga sama dan cara deteksi juga sama, bahkan pengobatan juga sama.

Kendati demikian, Syahril mengatakan kasus BA.4, BA.5 hingga B.A.2.75 tidak seberat varian lain yang terjadi beberapa waktu lalu. Ia mengakui sebenarnya semua orang punya risiko yang sama tertular subvarian ini kalau kebetulan bertemu dengan orang yang terinfeksi subvarian ini.

Karena itu Kemenkes mengingatkan pihak yang berisiko tinggi jika terpapar subvarian ini yaitu lanjut usia, memiliki penyakit penyerta (komorbid) seperti diabetes mellitus, hipertensi, hingga stroke mempunyai risiko sakit lebih berat jika terinfeksi subvarian ini. "Karena organ tubuhnya punya keterbatasan dan lebih berat (melawan subvarian virus)," ujarnya.

Mengenai keterisian tempat tidur (BOR) akibat Covid-19 hingga saat ini, Kemenkes mencatat secara nasional di bawah 5 persen. Namun, BOR di Jakarta masih sekitar 12-13 persen. Sementara itu, Kemenkes juga mencatat angka kematian akibat Covid-19 di periode yang sama masih rendah.

Melihat tren kenaikan kasus, Ketua Satgas Covid 19, Ikatan Dokter Indoensia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban meminta agar para tenaga kesehatan mendapatkan perlindungan serta peralatan medis yang memadai. Ia juga meminta masyarakat untuk lebih disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes), sehingga positivity rate bisa ditekan di bawah 5 persen per hari.

"Lebih dari 6 ribu kasus baru hari ini plus 13 kematian akibat Covid-19. Beberapa kolega saya juga telah terinfeksi. Saya harap para nakes dan dokter tetap mendapatkan peralatan medis yang memadai untuk melindungi diri dan masyarakat tetap memakai maskernya," kata Zubairi dalam keterangannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement