Ahad 24 Jul 2022 23:59 WIB

Disdik Jatim: 24 Sekolah di Sampang Terapkan Kurikulum Merdeka

24 sekolah di Sampang yang terapkan Kurikulum merdeka terdiri dari SMA, SMK dan SLB

Sejumlah siswa baru mengikuti rangkaian kegiatan Masa Pengenalan Liingkungan Sekolah (MPLS). Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Kabupaten Sampang mengklaim 24 dari total 163 sekolah lanjutan atas (SLTA) di daerah itu telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Foto: ANTARA/Feny Selly
Sejumlah siswa baru mengikuti rangkaian kegiatan Masa Pengenalan Liingkungan Sekolah (MPLS). Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Kabupaten Sampang mengklaim 24 dari total 163 sekolah lanjutan atas (SLTA) di daerah itu telah menerapkan Kurikulum Merdeka.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Kabupaten Sampang mengklaim 24 dari total 163 sekolah lanjutan atas (SLTA) di daerah itu telah menerapkan Kurikulum Merdeka.

"Ke-24 sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka ini, terdiri dari SMA, SMK dan SLB," kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim wilayah SampangAli Afandi, di Sampang, Ahad (24/7/2022).

Menurut dia, jenis Kurikulum Merdeka yang diterapkan meliputi Mandiri Belajar dan Mandiri Berubah. Ia merinci, yang menerapkan kurikulum Mandiri Belajar sebanyak 13 sekolah, terdiri dari enam SMA dan enam SMK serta satu sekolah luar biasa (SLB).

Sementara yang menerapkan kurikulum Mandiri Berubah sebanyak delapan sekolah, terdiri dari tujuh SMA dan satu SMK."Kalau yang Mandiri Berbagi belum ada," katanya, menjelaskan.

Ali Afandi menjelaskan, untuk mengoptimalkan dan memperluas cakupan pelaksanaan Kurikulum Merdeka di sejumlah sekolah lain di Kabupaten Sampang, pihaknya menerjunkan delapan orang pengawas untuk memberikan bimbingan. Masing-masing pengawas membimbing 20 lembaga pendidikan.

Merdeka Belajar ini, kata dia, merupakan kurikulum yang mengoptimalkan kompetensi, bakat dan minat siswa untuk belajar secara mendalam. Ali mengatakan jenis kurikulum ini menekankan pada penguasaan materi siswa dengan memberikan konten, sehingga siswa tidak hanya belajar di dalam kelas, melainkan juga bisa mendalami materi pelajaran saat di rumah.

Pola pembelajaran ini, katanya, menyenangkan, sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Menyenangkan ini merupakan titik tekan dari Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini.

Fokus kurikulum ini pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Menurut Ali Afandi, di Kurikulum Merdeka, peserta didik tidak akan lagi dipaksa untuk mempelajari mata pelajaran yang bukan menjadi minat utamanya.

Peserta didik bisa merdeka memilih materi yang ingin dipelajari, sesuai minat masing-masing.Kurikulum ini juga mengutamakan strategi pembelajaran berbasis proyek. "Artinya, peserta didik akan mengimplementasikan materi yang telah dipelajari melalui proyek atau studi kasus, sehingga pemahaman konsep bisa lebih terlaksana," kata Ali Afandi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement