Sabtu 23 Jul 2022 23:54 WIB

Pemkab Garut Siapkan Lahan untuk Relokasi Korban Banjir

Pemda masih mendata daerah mana saja yang masuk kawasan sempadan sungai.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, meninjau kondisi terkini permukiman warga terdampak banjir bandang yang berada di bantaran Sungai Ciwalen, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Senin (17/7/2022).
Foto: Dok. Diskominfo Kabupaten Garut
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, meninjau kondisi terkini permukiman warga terdampak banjir bandang yang berada di bantaran Sungai Ciwalen, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Senin (17/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyiapkan tanah milik pemerintah dan sudah ditawarkan untuk menjadi lahan relokasi bagi rumah warga korban banjir karena berada di sempadan sungai wilayah perkotaan. Pemda sedang mendata daerah mana saja yang menjadi pemukiman warga di kawasan sempadan sungai atau daerah rawan diterjang banjir.

"Kita memiliki beberapa tanah, termasuk yang di Garut kota," kata Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman di Garut, Sabtu (23/7/2022).

Baca Juga

Daerah yang harus direlokasi, kata dia, seperti wilayah Garut kota, yakni daerah Paminggir sekitar aliran Sungai Cipeujeuh. Selanjutnya Dayeuh Handap, Muara Sanding, dan beberapa kampung lainnya. "Kemudian ada di lain, di daerah Al Bayyinah beberapa tanah punya kita, kita tawarkan, kita sudah melakukan negosiasi," katanya.

Menurut dia, hasil laporan sementara, sekitar seratusan rumah warga di daerah perkotaan Garut perlu direlokasi karena tempatnya dekat dengan bibir sungai. Jika warga masih bertahan di rumah tersebut, maka akan diterjang banjir lagi yang khawatir membahayakan keselamatan jiwa penghuninya.

"Kalau misalkan tetap di situ, kita juga enggak bisa memberikan bantuan rumah karena itu di sempadan sungai," katanya.

Helmi mengatakan, kecamatan lain yang terdampak bencana banjir seperti daerah selatan, yakni Desa Padahurip, Kecamatan Banjarwangi juga akan direlokasi karena daerahnya cukup berbahaya terancam luapan sungai jika terjadi hujan deras. Di daerah itu, tercatat sebanyak 28 rumah dengan jumlah 31 kepala keluarga terdampak banjir, selanjutnya Pemkab Garut berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk segera merelokasi.

"Masyarakat hampir sebagian besar setuju, dan ini harus 100 persen (direlokasi). Jadi jangan menyisakan satu pun, kalau ada satu di sini tetap membahayakan juga," katanya.

Bencana banjir bandang di Garut itu melanda 14 kecamatan yang terjadi setelah hujan deras dan berlangsung lama mengguyur wilayah Garut, Jumat (15/7/2022), akibatnya banyak rumah warga terendam dan jembatan rusak. Helmi mengungkapkan, nilai kerugian sementara akibat bencana banjir bandang menerjang 14 kecamatan itu dilaporkan sebesar Rp 17 miliar dari indikator kerusakan rumah maupun fasilitas umum dan lainnya.

"Kerugiannya ternyata cukup besar, hitungan sementara baru Rp 17 miliar, dan itu bakal lebih jauh dari itu," kata Helmi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement