Rabu 20 Jul 2022 18:29 WIB

Abrasi Sungai di Tiga Dusun Pariaman Ancam Aset Warga

Abrasi sungai ini sudah terjadi sejak lima tahun terakhir.

Abrasi akibat arus Sungai Batang Mangau di tiga dusun di Desa Punggung Lading Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar), mengancam aset warga berupa rumah dan ladang.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Abrasi akibat arus Sungai Batang Mangau di tiga dusun di Desa Punggung Lading Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar), mengancam aset warga berupa rumah dan ladang.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Abrasi akibat arus Sungai/Batang Mangau di tiga dusun di Desa Punggung Lading Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar), mengancam aset warga berupa rumah dan ladang. Abrasi juga mengancam aset pemerintah berupa kantor dan jalan.

"Abrasi sungai ini sudah terjadi sejak lima tahun terakhir, setiap tahunnya kondisinya bertambah parah. Peristiwa ini telah dilaporkan kepada Pemerintah Kota Pariaman untuk diteruskan kepada pemerintah pusat," kata Kepala Desa Punggung Lading Aulia Mardhi Arif di Pariaman, Rabu (20/7/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan setidaknya ada tiga dusun di desa tersebut yang terdampak abrasi sungai yaitu Dusun Parik, Pampan dan Punggung Lading. Diketahui abrasi di Punggung Lading telah diatasi warga dengan cara gotong royong untuk menormalisasi sungai meskipun hal itu belum maksimal.

Khusus abrasi di Dusun Parik, lanjutnya, setidaknya telah mengikis sekitar 200 meter lahan perkebunan milik warga yang jika dibiarkan maka berdampak pada rumah, kantor pemerintahan desa dan jalan yang menghubungkan Pariaman dengan Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman.

Ia menyampaikan abrasi sungai di Dusun Parik tersebut telah ditinjau oleh pihak terkait pada 2018 namun menurutnya hingga sekarang penanganannya belum terealisasi karena pandemi COVID-19. Ia berharap pemerintah segera menangani abrasi tersebut karena menyangkut dengan aset masyarakat dan pemerintah di daerah itu.

Seorang petani yang terdampak abrasi Buyung (64) mengatakan setidaknya sudah delapan pohon kelapa miliknya terdampak abrasi itu. Ia khawatir jika abrasi tersebut terus berlanjut dan tidak ada penanganan dari pemerintah maka seluruh lahannya yang menjadi sumber ekonomi utama keluarganya itu akan habis.

"Saya berharap pemerintah menangani abrasi ini, saya dengar pemerintah desa sudah melaporkan hal ini," katanya.

Akibat abrasi di Dusun Parik tersebut saat ini telah terbentuk tebing dengan ketinggian puluhan meter yang tanahnya akan semakin longsor ketika hujan dan dihantam air terlebih debitnya membesar.

Sementara itu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Pariaman Jasman Amin mengatakan Batang Mangau merupakan aliran yang menjadi potensi abrasi sungai di daerah itu.

"Mulai dari air Desa Punggung Lading sampai dengan Marungi, itu potensi abrasi sungai dari Batang Mangau" katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement