REPUBLIKA.CO.ID, oleh Zainur Mahsir Ramadhan
Rasanya sekarang hampir tiap sore kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, ramai dengan anak-anak muda. Kalau dulu hanya anak-anak muda dari kawasan pinggiran Jakarta yang bercengkerama di sana, kini banyak juga masyarakat yang mampir ke daerah sekitar Stasiun BNI City tersebut untuk melihat keramaian fenomena SCBD.
Di tempat berkumpulnya anak-anak SCBD atau Sudirman-Citayam-Bojonggede-Depok memang ada pemandangan berbeda dari busana yang dikenakan mereka. Siti Yayaroh atau biasa disebut Kurma (16 tahun) menjadi salah satu sosok yang paling dikenali di sana.
Kurma bahkan sudah menjadi muka anak-anak muda di kawasan tersebut. Kurma, begitu Siti ingin disapa, sengaja datang setiap hari ke kawasan tersebut untuk unjuk gaya terkininya. Menurut dia, tren tersebut dilakukan dia dalam lima bulan terakhir bersama teman-teman baru di sana.
“Biasa ke sini buat bikin konten sama catwalk di zebra cross itu,” kata Kurma, Selasa (19/7/2022).
Dalam pengakuannya, puluhan anak yang kerap berdatangan setiap hari ke sana sengaja berkomunitas dan membicarakan banyak hal. Utamanya, untuk berkonten ria dengan gaya pakaian yang berbeda dari umumnya. “Di sini anak-anaknya baik, mereka kreatif,” tuturnya.
Lain Kurma lain Ari (23). Pada awalnya, Ari, mengaku datang sendiri ke kawasan tersebut sebelum seramai saat ini.
Baru sejak tahun lalu, kata dia, berbagai anak-anak muda dengan pakaian teruniknya datang meramaikan jalanan tersebut. Ari mengatakan, hal ini menjadi kondisi berbeda saat dia pertama membuat konten hampir dua tahun lalu.
“Bagus sih, sekarang jadi lebih ramai. Dari awalnya bikin konten, sekarang jadi banyak yang mejeng,” kata Ari, seorang perantauan asal Madura.
Dari aktivitas busana dan konten di tempat itu pula, dia membanggakan dirinya yang hilir mudik ke berbagai konten dan stasiun televisi. Tak hanya dia, Kurma hingga orang-orang lainnya pun kini kebanjiran rezeki dengan ramainya sorotan tersebut.
Namun, Ari mengeluhkan beberapa anak-anak daerah pinggiran Jakarta yang datang dan meninggalkan sampah di kawasan tersebut. Dia berniat, akan mencoba untuk menggaungkan sadar kebersihan di kawasan tersebut ke depannya.
Ari menambahkan, banyaknya anak-anak dengan pakaian uniknya masing-masing, seharusnya mendapat dukungan dari banyak pihak. Selain tidak mengganggu orang, kegiatan positif itu menjadi wadah bagi anak-anak terjauh dari kegiatan negatif.
“Biarpun pakaiannya murah, tapi kan bisa meningkatkan pede di sini, bagus kan ya? Jadi harusnya ya didukung,” tuturnya.
Menurutnya, kawasan Dukuh Atas, khususnya sekitaran Stasiun BNI City, bisa terus menjadi magnet bagi anak muda urban dalam berkreasi. Dia berniat, akan terus aktif di dunia sosial media dan konten kreatif melalui berbagai akunnya di @ariecberlint, dengan menggaungkan komunitas ‘Citayam Fashion Week’ di tempat tersebut.
“Nggak masalah gimana pakaiannya, berapa harganya. Yang penting ada tempat nyaman bagi semua orang dan bikin jauh dari hal negatif,” katanya.
Sementara itu, Joni (19) asal Citayam mengatakan, sengaja memilih kawasan tersebut sejak sore sepulang sekolah hingga malam untuk menyalurkan ekspresinya. Dalam pemaparannya, dia menyukai editing video dan berniat akan fokus membuat konten dengan memanfaatkan fenomena ‘Citayam Fashion Week’.
Ditanya apakah ia terganggu istilah tersebut atau ejekan dari orang luar, Joni tak mau menggubrisnya. Menurut dia, hal itu perlu dipandang sebagai motivasi bagi anak-anak daerah Citayam agar terus berkreasi, alih-alih kurang percaya diri karena hujatan atau cibiran.
Ditemui di lokasi yang sama, Selasa (19/7/2022) Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan, fenomena Citayam Fashion Week merupakan fenomena dari adanya ruang ketiga. Menurut dia, Stasiun BNI City, berguna sebagai ruang ketiga di mana setiap orang bisa merasakan kesetaraan dan kesempatan untuk datang tanpa ada perasaan rendah atau tinggi hati.
“Tempat ini menyetarakan bagi semua, silahkan gunakan tempat ini untuk apa yang menjadi kebahagiaannya,” kata dia.
Anies mempersilahkan, setiap orang dari daerah manapun untuk berekspresi dan membuat inovasi. Termasuk soal cara berpakaian. “Kita hormati, mereka adalah perwakilan dari masa depan dan kita akan terus hormati mereka,” jelas dia.
Siang tadi Anies bahkan mengajak Wakil Presiden Bank Investasi Eropa Kris Peeters, hingga Dubes Uni Eropa Vincent Piket menyambangi kawasan 'Citayam Fashion Week'. Dalam kunjungan sela terkait investasi pembangunan transportasi di Jakarta itu, dia membanggakan fenomena anak muda yang bergaya dan berlenggak-lenggok itu.
“Tadi ketika sampai, saya tunjukkan rekamannya (anak-anak fashion show) nih. Mereka (perwakilan Uni Eropa) terheran-heran juga menyaksikan bagaimana anak-anak muda menggunakan penyeberangan jalan jadi catwalk,” kata Anies.
Ia bahkan mengajak delegasi Eropa tersebut merasakan berjalan ala catwalk di zebra cross di Kawasan Stasiun BNI City. Dia menambahkan, agenda tersebut sengaja dilakukan untuk memamerkan fenomena yang saat ini sedang ramai. Kepada para delegasi itu, Anies mengatakan, sangat penting bagi sebuah kota untuk membangun ruang ketiga.
Anies beranggapan, ada perspektif baru dari fenomena tersebut tentang kreativitas. Oleh sebab itu, dia menyebut perlu adanya ruang yang diberikan pada anak muda demi membangun perspektif baru.
“Itulah anak muda. Karena mereka juga mewakili masa depan, jadi kita kasih kesempatan itu,” tutur dia.
Berdasarkan pantauan Republika, Anies dan para perwakilan Uni Eropa itu berlenggak-lenggok dan tersenyum menirukan para anak muda urban di kawasan tersebut. Anies mempersilahkan, siapapun untuk datang dan meramaikan fenomena tersebut. “Selama jaga kebersihan, jaga ketertiban, hormati orang lain dan silahkan bebas berekspresi,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan, para anak-anak muda yang datang dari banyak daerah itu memang perlu edukasi. Utamanya, pembinaan agar lebih terarah, dan memanfaatkan ruang ketiga sebagai tempat bersama yang nyaman.
Dia berharap, para anak muda yang berkumpul dan berkomunitas di SCBD itu bisa lebih tertib, mengingat jalanan sebagai lalu-lalang kendaraan dan tempat yang ramai. Karena itu, dia berharap ada perkembangan dalam mengekspresikan jiwa dari adanya dukungan Pemprov DKI terkait fenomena itu. “Biarkan mereka buka diri dengan kondisi yang ada,” tutur dia.