Senin 18 Jul 2022 16:35 WIB

Sulteng Pertahankan Padi Ladang Bantu Ketahanan Pangan Daerah

Model pertanian padi ladang memiliki kualitas beras bebas pestisida.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Ladang padi (ilustrasi). Petani Provinsi Sulawesi Tengah hingga kini masih mempertahankan sistem bercocok tanam padi ladang sebagai upaya membantu menguatkan ketahanan pangan daerah dengan pola pengolahan berbasis kearifan lokal.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Ladang padi (ilustrasi). Petani Provinsi Sulawesi Tengah hingga kini masih mempertahankan sistem bercocok tanam padi ladang sebagai upaya membantu menguatkan ketahanan pangan daerah dengan pola pengolahan berbasis kearifan lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Petani Provinsi Sulawesi Tengah hingga kini masih mempertahankan sistem bercocok tanam padi ladang sebagai upaya membantu menguatkan ketahanan pangan daerah dengan pola pengolahan berbasis kearifan lokal.

"Meski jumlah produksi tidak seperti sistem padi sawah, tapi kegiatan bercocok dengan cara tradisional ini menggambarkan budaya pertanian masa lampau yang hingga kini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng Nelson Metubun dihubungi di Palu, Senin (18/7/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, rata-rata kegiatan padi ladang berada kawasan pegunungan dan wilayah-wilayah yang memiliki sumber air minim, sehingga sepenuhnya mengandalkan air hujan. Di satu sisi, model pertanian padi ladang memiliki kualitas beras bebas pestisida, karena bentuk perawatannya dilakukan secara tradisional.

Namun, di sisi lain masa panen cukup lama memakan waktu sekitar enam bulan, jika dibandingkan dengan padi sawah yang mengandalkan sumber air irigasi. "Di tengah bermunculan beragam teknologi pertanian, masih ada masyarakat mempertahankan cara tradisional mengolah sub sektor tanaman pangan. Cara ini tentu sangat unik dan kami berharap kegiatan bercocok tanam padi ladang tetap dilestarikan," tutur Nelson.

Dari data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura setempat, luas lahan padi ladang Sulteng tahun 2022 kurang lebih 13.420 hektare dengan target produksi 39.328 ton dan produktivitas 29,31 kwintal per hektare.

Target ini meningkat dibandingkan realisasi produksi tahun 2021 yang mencapai 37.814 ton dengan produktivitas 37,87 kwintal per hektare dari luas panen 9.985 hektare.

"Luas panen padi ladang tahun ini 13.420 hektare dan kami berharap petani bisa memenuhi target produksi," ucap Nelson.

Ia menambahkan, dari 13 kabupaten/kota di Sulteng, hanya satu daerah tidak memiliki lahan pertanian padi ladang yakni Kabupaten Banggai Laut karena dipengaruhi faktor geografis. "Dari data yang kami himpun, sejumlah daerah memiliki lahan padi ladang cukup luas diantaranya Kabupaten Banggai 1.725 hektare, Poso 1.509 hektare, Donggala 1.725 hektare, Buol 2.371 hektare, Sigi 1.337 hektare dan Kabupaten Morowali Utara 2.099 hektare. Kabupaten lain bervariasi, mulai dari puluhan hingga ratusan hektare," demikian Nelson.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement